JAKARTA – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sudah mengantongi nama-nama siswa yang diduga melakukan kecurangan saat ujian nasional berbasis komputer (UNBK) kemarin. Penyelidikan dilakukan melalui proses penelusuran jejak digital maupun laporan masuk di posko pengaduan Inspektorat Jenderal.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Ari Santoso menjelaskan, pelanggaran yang terjadi pada UNBK 2019 bukan kebocoran soal. Namun, tindak kecurangan. Siswa memotret soal ketika ujian sedang berlangsung. Jepretan itu kemudian diunggah ke dalam grup percakapan LINE Square. Tujuannya, meminta bantuan anggota grup lain untuk menjawab soal tersebut.
Pelanggaran selanjutnya, siswa membawa handphone ke dalam ruang ujian. Hal tersebut tidak lepas dari kelalaian pengawas ujian yang bertugas saat itu.
Ari mengatakan, pihaknya sudah berhasil mengidentifikasi nama-nama siswa yang berbuat curang. ”Jejak digital sudah teridentifikasi. Identitas, lokasi sekolah, dan kelas dimana siswa melaksanakan ujian sudah diketahui,” terang pria asal Surabaya itu.
Meski begitu, Ari enggan membeberkan detil jumlahnya. Yang jelas sanksi pasti berlaku. Kemendikbud masih akan menindaklanjuti hasil penyelidikan serta mempertimbangkan jenis pelanggaran dan sanksi yang akan diberikan. ”Tidak bisa kami sampaikan detilnya. Nanti akan diberitahu setelah proses selesai. Pastinya mengacu POS (prosedur operasional standar) BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan),” ujarnya.
Menilik POS BSNP tentang prosedur penanganan masalah dan tindak lanjut serta sanksi, tindakan tersebut termasuk kategori pelanggaran berat. Sanksinya, siswa dikeluarkan dari ruang ujian dan dinyatakan mendapat nilai 0 untuk mata pelajaran terkait. Sedangkan, pengawas ujian yang lalai dibebastugaskan sebagai pengawas. Paling tidak selama UNBK berlangsung.
Kepala Biro Pengembangan Anggota Federasi Serikat Guru Indonesia Mansur menyatakan, grup percakapan tentang UNBK selalu muncul setiap tahun. Yang menjadi masalah, kurangnya pengawasan guru dan pihak sekolah dalam mengontrol penggunaan grup tersebut. Dari semula sebagai tempat diskusi positif yang kemudian malah menjadi wadah untuk membocorkan soal.
Pria yang juga guru kimia di SMAN 1 Gunungsari, Lombok, Nusa Tenggara Barat itu mengaku, sangat prihatin dan kecewa. Padahal, Kemendikbud sudah membangun konstruksi sedemikian rupa pelaksanaan UNBK untuk meminimalisir potensi kebocoran soal.
Mansur mengimbau agar para guru mampu menjalankan dengan baik tata tertib yang ada di ruangan. ”Guru tidak boleh mengangap UNBK ini ujian biasa. Meski hasil UNBK tidak menentukan kelulusan siswa, namun kecurangan tersebut merupakan kesalahan besar di dunia pendidikan,” pria 48 tahun itu.
Pengawas juga harus kembali mengingat bahwa sudah menandatangi pakta integritas. Fungsinya untuk menjaga UNBK sebaik-baiknya. ”Sebelum siswa masuk ruang ujian di kumpulkan dulu. Memberi mereka pengarahan tentang tata tertib dan sebagainya,” jelas Mansur.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMAN 61 Jakarta Horale Manullang menerapkan pengamanan berlapis untuk mengantisipasi adanya kecurangan oleh peserta didiknya. Satu jam sebelum ujian, para siswa dikumpulkan untuk diberikan pengarahan dan penggeledahan yang dilakukan oleh wali kelas masing-masing di ruang transit. Yang kedua, dilakukan oleh pengawas sebelum siswa masuk ruang ujian.
”Peserta ujian itu dilarang mebawa handphone, kamera, bahkan jam tangan saja tidak boleh di sekolah kami,” urai Horale. Sebab, dia menyadari bahwa di era digital ada yang namanya smartwatch yang terintegrasi dengan smartphone. ”Termasuk juga pulpen kami awasi. Kan bisa juga ada kamera kecilnya kan,” imbuh pria asal Sumatera Utara itu. Skema tersebut akan terus dilakukan setiap hari hingga UNBK selesai pada 8 April nanti.
Di sisi lain sempat beredar screenshot identitas siswa yang melaporkan kecurangan UNBK kepada Posko Pengaduan Itjen Kemendikbud. Saat dihubungi Jawa Pos kemarin, siswa tersebut mengaku sering mendapat banyak teror melalui telepon, pesan singkat, chat Whatsapps, hingga pesan langsung media sosial pribadinya.
”Hingga Selasa malam (2/4) saya ngecek sekitar 75 telepon, 50 SMS, banyak chat Whatsapps tidak dikenal dan banyak request baru di Instagram,” kata siswa tersebut. Dia melaporkan foto soal yang tersebar melalui grup percakapan Telegram. Siswa tersebut menyimpan bukti-bukti percakapan hingga nama-nama siswa curang itu.
”Saya tahu bakal punya banyak musuh. Tapi ya biarin aja. Saya sudah belajar mati-matian tapi mereka malah berbuat seperti itu. Masih sabar kok, lagian cuma cibiran di dunia maya,” ungkapnya dengan memberikan emoticon senyum.
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang pendidikan Retno Listyarti menuturkan mereka menerima laporan bahwa ada dugaan kebocoran soal UNBK jenjang SMA untuk mata pelajaran matematika. Laporan tersebut masuk ke KPAI Selasa (2/4) sore.
Berawal dari laporan tersebut, KPAI lantas mendalaminya. Retno menjelaskan hasil dari pengamatan KPAI, foto soal yang beredar tersebut memang merupakan UNBK 2019. ’’Artinya itu memang bukan layar saat simulasi atau gladi bersih,’’ katanya. Sebab dalam foto-foto yang beredar tertulis PUSPENDIKCATCBTTEST19. Sementara kalau soal simulasi atau gladi bersih tertulis di layar PUSPENDIKCATCBT17. Sebab yang digunakan adalah soal-soal UNBK periode 2017 lalu.
“(Kesimpulannya, Red) Itu benar soal UNBK matematika tahun 2019. Berarti ada kelalaian dari pengawas ruang,’’ kata mantan Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) itu. Pengawas dinilai lalai karena ada siswa yang membawa handphone ke ruang ujian dan bahkan berhasil memfotonya. Siswa yang bersangkutan kemudian menyebarkannya melalui aplikasi LINE.
Retno mengatakan KPAI mengapresiasi tindakan cepat yang dilakukan oleh Kemendikbud. Menurutnya KPAI sudah menerima informasi bahwa Kemendikbud telah melakukan penelusuran jejak digital. Dari hasil penelusuran jejak digital tersebut, siswa yang menyebar soal UNBK telah diberikan sanksi.
Bentuk sanki bagi siswa yang menyebar soal UNBK itu adalah dibatalkan hasil ujiannya. Sementara bagi guru atau pengawas ruangan dijatuhi sanksi tidak boleh menjadi pengawas selama UNBK berlangsung. Ketentuan sanksi tersebut sudah diatur dalam prosedur operasional standar (POS) ujian nasional.
Terkait soal yang bocor atau beredar di aplikasi LINE tersebut, KPAI menyampaikan sikapnya. Pertama mereka mengapresiasi Kemendikbud yang segera melakukan penelusuran jejak digital penyebar soal ujian melalui aplikasi LINE. Menurut Retno sanksi perlu dijatuhkan supaya menimbulkan efek jera dan pembelajaran kepada siswa lainnya.
KPAI juga mendorong Kemendikbud dan dinas pendidikan setempat untuk tidak membuka identitas pelaku penyebar soal ujian. Baginya anak tetap bisa melakukan kesalahan. ’’Namun tetap diberikan kesempatan untuk memperbaiki diri,’’ katanya.
Kemudian mengingat UNBK jenjang SMA masih ada dua hari lagi, maka KPAI mendorong pemerintah untuk mewanti-wanti sekolah dan guru. Supaya pemeriksaan siswa dilakukan dengan maksimal. Sehingga tidak ada lagi siswa yang membawa handphone sampai ke meja ujian masing-masing. Menurut dia pengawasan ketat harus dimulai dari pintu masuk ruang ujian saat pemeriksaan bawaan peserta ujian. (han/wan/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: