Keputusan Timsel Tak Bisa Digugat 

KETUA Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasional Demokrat (NasDem) Kaltim Harbiansyah Hanafiah menegaskan, keputusan tim seleksi (timsel) bersifat tetap dan mengikat. Bila ada kader yang ikut seleksi kemudian dinyatakan tidak lolos, maka pengusaha kawakan itu mempersilakannya angkat kaki dari partai besutan Surya Paloh tersebut.

“Yang harus diutamakan Partai NasDem, bukan individu dan golongan. Tetapi jika dia mempersoalkan itu, berarti tidak ingin lagi dengan NasDem. Manajemen saya mengurus organisasi Partai NasDem, saya gunakan manajemen bola,” kata Harbiansyah, Senin (26/3) kemarin.

Pernyataan tersebut dikeluarkan Harbiansyah saat disinggung tidak lolosnya Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) NasDem Samarinda, Joha Fajal dalam seleksi wawancara. Ia mengatakan, jika kader NasDem tersebut tak sepakat dengan keputusan tersebut, maka ia akan diganti.

“Manajemen bola yang saya maksud, bagi yang tidak bagus main, saya ganti. Overlap (tumpang tindih, Red.) harus saya ganti. Jadi kalau dia tidak loyal dengan partai, harus mikir. Apakah dia mau lanjut atau stop,” tegasnya.

Kata dia, selama memimpin partai yang didirikan pada 2011 tersebut, Harbiansyah tak ingin ada kader yang menggerogoti partai. Pasalnya bila keputusan timsel tak direstui kader, maka secara tidak langsung dapat menggerogoti partai.

“Saya maunya menang dalam memimpin partai. Siapa yang tidak bagus mainnya, saya ganti. Ada yang capek, harus diganti. Kalau saya ganti, dia tidak bisa apa-apa. Karena status saya pelatih,” tegasnya.

Karena itu, mantan Ketua Pemuda Pancasila (PP) Kaltim itu menyebut, loyalitas terhadap partai harus diutamakan dalam setiap keputusan. Sebab keputusan internal diambil demi kemaslahatan dan masa depan partai.

Ketua Bidang Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP NasDem, Sri Sajekti Sudjunadi menambahkan, keputusan timsel yang tidak meloloskan Joha Fajal didasarkan pada kualifikasi yang sudah ditentukan dalam penjaringan bakal calon wakil walikota tersebut.

“Partai ini sudah punya ketentuan dasar. Ini yang harus dipahami dalam mencari kandidat kepala daerah. Partai NasDem memiliki standar memilih calon kepala daerah,” ujarnya.

Atas dasar itu pula, keputusan tersebut tidak didasarkan pada posisi atau jabatan peserta yang ikut seleksi. Bila sejak awal timsel hanya mendahulukan kader, maka seleksi tersebut tak perlu diselenggarakan.

“Karena capek saja kalau pada akhirnya yang dipilih adalah kader NasDem. Adanya seleksi ini supaya partai memberikan peluang bagi putra dan putri terbaik daerah. Jika nanti yang terpilih orang di luar partai, itu artinya yang terbaik bagi partai dan daerah,” sebutnya.

Rektor Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Masjaya menegaskan, setiap orang yang terlibat dalam seleksi harus percaya dengan netralitas dan objektivitas timsel. “Dari awal kami mengutamakan objektivitas. Sehingga siapa yang tidak lolos, bukan karena tidak baik. Banyak pertimbangan dari timsel terkait itu. Maka mari kita terima keputusan ini dengan ikhlas,” sebutnya. (*/um)