SAMARINDA – Masa pemeliharaan semestinya dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk menguji ketahanan flyover Air Hitam. Sejak beroperasi Agustus 2016 lalu, flyover hanya ditujukan untuk dilintasi kendaraan roda dua dan empat. Sedang truk bermuatan serta kendaraan beroda jamak dilarang.
Padahal, jika flyover dibuka untuk semua jenis kendaraan, ketahanannya dipastikan teruji. Terlebih, pada masa pemeliharaan, PT Wijaya Karya (Wika) selaku kontraktor masih bertanggung jawab dengan durasi satu tahun setelah flyover digunakan. Artinya, pemkot tidak perlu khawatir karena flyover masih dalam tahap “garansi”.
“Kontraktor kan punya tanggung jawab membangun sesuai desain dan menyajikan sesuai kemampuan setelah diuji coba,” jelas Haryoto, pengamat konstruksi Kaltim.
Timbulnya retakan pada oprit, meski disebut tidak memengaruhi konstruksi, Haryoto meminta pemkot jangan menganggap sepele. “(Retakan) timbul karena adanya pengaruh gaya yang cukup besar. Ini wajib diwaspadai,” tuturnya.
Dirinya berharap, kontraktor jeli dalam pengamatan. Pemkot pun diharapkan intens berkonsultasi untuk menghindari kejadian yang tidak diinginkan.
Dikonfirmasi terpisah, Asisten II Sekretaris Kota Samarinda Sugeng Chairuddin menyebutkan, keretakan tersebut tidak memengaruhi konstruksi jalan layang sepanjang jembatan 162 meter itu. “Bahkan, seandainya tanah di bawahnya dibuang, tidak jadi masalah. Sebab, sudah ada fondasi khususnya,” jelas dia.
“(Kapasitas) bebannya (flyover) kan 24 ton, dan itu kuat. Syukurnya sampai sekarang tidak ada masalah. Kalau pengamat itu urusannya memandang dari mana. Mereka berhak menilai dan memberikan pandangan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kabid Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Samarinda Didi Lesmana Hakim menyebutkan, jika masa pengawasan dan pengelolaan dari PT Wika sudah selesai dan terjadi masalah meski garansinya sudah lewat, bukan jadi perkara.
“Mereka tetap mau bertanggung jawab,” ungkap dia.
Lebih lanjut, pihaknya berencana membuat open traffic. Dengan begitu, semua kendaraan bebas melintas di flyover. Namun, terlebih dulu berkonsultasi dengan pihak terkait.
“Nanti hasilnya akan direkomendasikan untuk segera dibuka. Karena dari desainnya bisa dilewati truk besar kecuali trailer,” katanya. (*/dq/er/kpg/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: