WADUK Benanga dalam status siaga 1. Limpasan air berlebih di kolam retensi tersebut, berimbas hingga debit air Sungai Karang Mumus (SKM) yang berlebih. Puncaknya, banjir dengan ketinggian lebih dari biasanya, terlihat di sejumlah titik di Samarinda.
Seperti diketahui, setiap tahun, daya tampung waduk terus berkurang. Itu tidak lepas dari jumlah sedimen yang terus bertambah. Berdasarkan data tim konsultan Manajemen Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum (PU) Kaltim, pada 2001, Waduk Benanga mampu menampung 1,4 juta meter kubik air. Kemudian, pada 2010 menurun hanya mampu menampung 767 ribu meter kubik.
Terakhir pada 2015, hanya 560 meter kubik. Sedangkan angka sedimen sudah mencapai 1,6 juta meter kubik. Upaya pengerukan pun sudah mencuat. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan III sedang melancarkan proyek pengerukan waduk serta penguatan tanggul.
Namun, belakangan hal tersebut menemui aral. Lahan calon pembuangan sedimen, sebagian dklaim warga. Mereka enggan beranjak jika pemkot tak memberi ganti rugi. “Kalau kami mengeruk, masyarakat akan memboikot alat-alat kami,” terang Arief Rachman, kepala BWS Kalimantan III.
Sementara itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Samarinda Asli Nuryadin, mengungkapkan, tahun ini pihaknya tengah berfokus dengan penanganan banjir. “Kucuran dana untuk melakukan pengerukan sudah ada. Sebab, untuk penanganan banjir ini tidak hanya pemkot. Pemprov dan pusat melalui BWS juga membantu,” terangnya.
Asli menyebut seperti di bantaran SKM maupun Selili, ganti rugi lahan terkendala dengan peraturan. Pemerintah tidak boleh memberi hibah atau properti. Untuk warga di bantaran waduk, Wakil Wali Kota Nusyirwan Ismail sempat menjanjikan memberi rumah di kawasan Handil Kopi, Kecamatan Sambutan. Namun, belakangan hal tersebut urung terlaksana karena terbentur Peraturan menteri dalam negeri Nomor 14 Tahun 2016 terkait hibah. (*/nyc/ndy/kpg/gun)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post