SANGATTA – Kekayaan Kutim akan keanekaragaman hayati perlu dijaga dari oknum tak bertanggung jawab. Masih banyak orangutan maupun bekantan, spesies yang serupa seperti kera dan monyet yang berkeliaran di alam liar Kutim, namun dekat dengan lingkungan warga.
Seperti kasus sebelumnya, lima warga yang melakukan penembakan terhadap orangutan di lingkungan TNK kawasan Teluk Pandanpada 5 Februari lalu.
Kini kasus tersebut masih terus diusut oleh Polres Kutim. Sebab, Kapolres Kutim AKBP Teddy Ristiawan mengaku tidak menutup kemungkinan adanya keterkaitan tersangka dengan pelaku pembunuh orangutan Kaluhara pada Mei 2016 yang belum terpecahkan.
Sementara itu, orangutan lainnya baru saja ditemukan masuk ke lingkungan warga di Jalan Kampung Kajang, Kelurahan Singa Geweh, Kecamatan Sangatta Selatan, Kutim, pada Selasa (6/3).
Meski terdengar aneh, karena kawasan tersebut merupakan eks lokalisasi, namun orangutan tersebut benar beberapa kali sempat berkeliaran di sana.
Kasi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I TNK Boedi Isnaini mengatakan orangutan tersebut berkeliaran di luar kawasan TNK. Namun, tetap diperhatikan, karena sempat ada warga yang akan menembaknya, akan tetapi dilarang. Kemudian Orangutan tersebut dibiarkan bebas begitu saja.
“Sebab Kampung Kajang dekat dengan kawasan hutan,” ujarnya Rabu (7/3) kemarin.
Sementara di kawasan lainnya, lanjut dia, juga banyak berbagai jenis kera, tak hanya orangutan. Seperti di Tanjung Prancis, Tanjung Bara, Kaliorang, Sangatta Selatan, juga terdapat kera jenis bekantan. Hewan tersebut masih berkeliaran bebas.
“Kami sudah pelajari bagaimana cara mereka hidup. Bekantan itu tidak hanya bertempat di satu sarang. Ketika mendapat makan di sebuah pohon, maka dia akan bermalam di pohon tersebut. Bergilir ke pohon lainnya pada esoknya, hingga seterusnya,” ungkap Boedi.
Anggota Komisi D DPRD Kutim Herlang yang mengelola Pulau Tanjung Prancis mengaku banyak hewan liar langka di pulau tersebut. Namun, semua hewan itu dilindungi, sehingga akan diakomodir agar bisa menjadi daya tarik wisata pulau.
“Tak hanya bekantan, ada juga penyu, babi, buaya, dan berbagai jenis hewan yang langka lainnya. Itu harus dijaga,” ungkap dia.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim Sunandar menjelaskan banyak hewan yang dilindungi berada di Kutim, namun berkeliaran secara bebas.
Tak hanya orangutan, buaya pun sangat banyak dijumpai di Kutim. Akan tetapi , buaya sesekali berbahaya bagi keselamatan warga.
“Untuk orangutan, sudah kami sediakan hutan bebas khusus, di Muara Wahau, hutan Wehea. Itu akan menjadi kawasan khusus untuk hewan liar yang dilindungi seperti orangutan,” kata dia, belum lama ini. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: