Angka kematian karena penyakit jantung di Indonesia sangatlah tinggi. Bahkan, jumlah pasiennya pun semakin hari semakin meningkat. Oleh karena itu, ilmu tentang jantung sangat diminati oleh salah satu dokter muda di Kota Taman, Muhammad Alfian. Dirinya juga termotivasi untuk menjadi Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, mengingat Dokter Spesialis Jantung di Bontang hanya ada 1 orang.
MEGA ASRI, Bontang
Prestasinya tak lagi diragukan. Sejak usia sekolah, Alfian—sapaannya— selalu meraih berbagai penghargaan. Hingga dirinya mendapat beasiswa di salah satu SMA favorit di Kota Taman, yakni SMA Vidatra.
Lahir dari pasangan Muhammad Afwan dan Siti Huzaimah, anak kedua dari 4 bersaudara ini sukses mewujudkan cita-citanya sejak kecil. Yakni ingin menjadi seorang dokter. Makanya, sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), Alfian sudah menjadi dokter cilik (Dokcil) dan sering bermain di Unit Kesehatan Sekolah (UKS). Dirinya tertarik untuk mengobati teman-temannya, sehingga muncullah cita-cita untuk menjadi seorang dokter.
Meraih cita-citanya tentu tak semudah membalikkan telapak tangan. Alfian pun berupaya agar cita-citanya dapat tercapai dengan berbagai persiapan. Persiapan otak, jelas dia lakukan, salah satunya dengan banyak membaca dan belajar, serta sharing dengan para dokter yang sudah berpengalaman. Pria pecinta travelling ini juga sering membaca berita atau artikel tentang kesehatan.
Tak hanya itu, mengingat dokter dituntut untuk bisa stand by 24 jam, penghobi wisata kuliner yang satu ini tak lupa menyiapkan fisik dan mentalnya. “Profesi dokter tidak seperti profesi lainnya, fisik dan mental harus kuat karena yang dihadapi adalah manusia dengan berbagai macam karakter dan budaya yang berbeda. Sebab tak hanya berhadapan dengan pasien, tetapi keluarga pasien juga,” ungkapnya.
Mengingat kuliah kedokteran itu mahal, Alfian dan keluarga tentu mempersiapkan materinya. Karena jangan sampai akibat mahalnya biaya kedokteran menjadikannya untuk tidak optimistis. Apalagi, saat ini banyak beasiswa-beasiswa yang bisa didapat. “Insya Allah kalau kita sudah berusaha dan berdoa pasti ada jalannya. Dan yang paling penting juga doa restu dari orang tua dan keluarga yang menggiring saya mewujudkan cita-cita,” ujarnya.
Setelah persiapan dirasa cukup, usai lulus SMA, Alfian pun langsung melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi. Awalnya, dokter muda berprestasi ini mendaftar di Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) tahun 2006. Bersyukur, dirinya langsung diterima. Namun sayang, karena peristiwa gempa bumi di Jogja pada saat itu, membuat keluarganya khawatir hingga Alfian memutuskan untuk mencari Fakultas Kedokteran lain.
Saat itu, Alfian mengikuti tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dan memilih Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). “Alhamdulillah, saya bisa lulus dan menjadi mahasiswa FKUI angkatan 2006, dengan masa kuliah 5 tahun dan lulus di tahun 2011,” kata dia.
Tak berhenti disitu, lulus kuliah, Alfian mengikuti program dokter Internship selama 1 tahun di Sukabumi Jawa Barat. Setelah mengikuti program internship, Alfian melanjutkan pengalaman bekerja di salah satu klinik di Bandung sebagai dokter umum dan sempat menjadi koordinator klinik selama 1 tahun. Barulah tahun 2013 dirinya kembali ke tanah kelahirannya yakni Bontang dan bekerja sebagai dokter BLUD di RSUD Taman Husada Bontang. Di tahun 2014, Alfian pun diangkat menjadi dokter PNS.
Selama menjalani profesinya sebagai dokter, Alfian mendapatkan banyak pengalaman. Apalagi, pasien IGD dengan berbagai keluhan dan karakter yang berbeda. Alfian juga pernah menjadi Tim Medis banjir besar di Jakarta tahun 2012, Tim Medis evakuasi korban kecelakaan pesawat Sukhoi di Gunung Salak tahun 2012 juga.
Sementara di Bontang, dirinya sangat senang ketika bisa berbagi dan membantu warga Pulau Melahing serta Pagung. Pasalnya, 2 lokasi tersebut masuk kawasan pesisir Bontang dan akses pelayanan kesehatannya masih minim. “Di Bontang juga, saya memiliki pengalaman berorganisasi, sehingga tidak hanya mengurus pasien tetapi juga menjalin hubungan sosial dan relasi dengan profesi lainnya,” terang dia.
“Satu lagi cita-cita saya yang belum tercapai yakni ingin melanjutkan Pendidikan Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah. Jumlah pasien jantung semakin hari semakin banyak, makanya saya tertarik dengan ilmu jantung,” sambungnya.
Untuk mewujudkan satu lagi impiannya, Alfian aktif dalam kegiatan yang berhubungan dengan kesehatan jantung, salah satunya menjadi pengurus Yayasan Jantung Indonesia cabang Bontang. Selain itu, ia juga aktif mengikuti kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan kesehatan jantung baik yang bersifat lokal maupun Nasional. Tahun ini, ia berhasil membawa dan mengharumkan nama kalimantan Timur di tingkat Nasional melalui penelitian yang telah ia lakukan bersama rekan kerjanya yang bertajuk “Hubungan Faktor Risiko Terhadap Kejadian Sindrom Koroner Akut di RSUD Taman Husada Bontang Tahun 2016,”
Alfian juga bercita-cita membawa dan mengharumkan nama Kalimantan Timur dan Indonesia di dunia Internasional.
Penyuka olahraga tennis ini pun mengharapkan semakin banyak putra daerah yang menjadi dokter. Tak hanya itu, dokter-dokter di daerah pun harus bisa bersaing dengan dokter-dokter yang ada di kota besar. “Bahkan harus bisa bersaing secara global,” pungkasnya. (bersambung)
TENTANG ALFIAN
Nama : Muhammad Alfian
TTL : Bontang, 21 September 1988
Alamat : Tanjung Limau, Bontang Utara
Nama Orang Tua : Muhammad Afwan dan Siti Huzaimah
Pendidikan :
- SDN 002 Bontang Utara 1994-2000
- SLTP Negeri 1 Bontang 2000-2003
- Beasiswa SMA YPVDP (Vidatra) 2003-2006
- Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, lulus tahun 2011
Prestasi Alfian :
- Juara cerdas cermat pemerintah Kota Bontang dan Lingkungan Hidup Tahun 2002-2003
- Siswa Teladan Se Kota Bontang Tahun 2002 -2003
- Kader Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia tahun 2012
- Perwakilan Kaltim di tingkat Nasional pada acara Hopecardis 2017 (berhasil masuk top 5)
- Delegasi kalimantan Timur dan Indonesia dalam acara European Society of Cardilogy (ESC) Congress 2017 di Barcelona bulan Agustus Mendatang dan 4th European Congress on eCardiology di Jerman Bulan November mendatang
Jabatan :
- Sekretaris 1 IDI Cabang Bontang Periode 2015-2018
- Anggota Yayasan Jantung Indonesia Cabang Bontang tahun 2015- sekarang
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: