‘Tekuni Satu profesi yang telah ditetapkan.’ Prinsip hidupnya mengantarkan pria asal Surabaya ini, 25 tahun lamanya menekuni dunia fisioterapi.
Yusva Alam, Bontang
Meskipun sudah malang melintang di dunia fisioterapi selama kurang lebih 25 tahun, namun ternyata awal memulai karir, pria yang menyenangi ilmu fisika ini kurang memahami bagaimana sebenarnya profesi seorang fisioterapi itu.
“Awal memilih jurusan fisioterapi, di dalam benak pikiran hanya belajar fisika dengan alat terapi saja (Seperti jurusan elektromedis yang baru muncul tahun 2000an). Ternyata banyak, selain ilmu fisika ada ilmu kedokteran (Anatomi, Fisiologi, Neurologi, dll), Ilmu Psikologi, Biomekanik, dan Kinesiologi. Alhamdulillah, walaupun awal masuk setengah- setengah, akhirnya menjadi senang sekali terhadap profesi saya sekarang ini,” ujar Maskur.
Diceritakannya, awal kuliah Ia memilih kedokteran negeri. Namun karena tidak diterima, Ia mendaftar jurusan kedokteran di universitas swasta bersamaan dengan mendaftar D3 Fisioterapi Unair. Karena pengumuman penerimaan lebih dulu D3 Fisioterapi Unair, Ia langsung mendaftar ulang. Sedangkan keesokan harinya Ia melihat pengumuman di kedokteran swasta, dirinya juga diterima. Namun Ia memutuskan tetap memilih jurusan fisoterapi.
Usai merampungkan perkuliahan, Maskur bekerja di sebuah poliklinik spesialis rehabilitasi medik di Surabaya selama satu tahun. Kemudian pindah di RS PKT Bontang dan bertahan hingga sekarang.
25 tahun bukan waktu yang singkat untuk menjalani sebuah profesi. Bahkan bisa konsisten menjalaninya. Maskur memiliki rahasianya, yaitu menekuni satu profesi yang telah dipilih hingga berhasil. Hal ini telah menjadi prinsip hidupnya. Selain itu, ada pula faktor-faktor yang menentukan, hingga Maskur mampu bertahan di RS PKT bahkan di Kota Bontang yang notabene sebuah kota kecil. Yang jauh lebih sepi dibandingkan kota asalnya Surabaya.
Menurutnya, karena pasien- pasien yang datang fisioterapi di RS PKT sebagian besar karyawan perusahaan, dan terapinya berulang kali, sehingga mengenal baik pasien yang ditangani. Sudah seperti saudara. “Rekan-rekan kerja di RS PKT baik pimpinan dan pelaksana pun guyup dan saling menghargai satu sama lainnya. Membuat saya sangat betah bekerja di rumah sakit ini,” bebernya.
Ditambahkannya lagi, Ia mampu betah hidup di Kota Taman karena menurutnya suasananya nyaman dan kondusif. Seperti slogan kota TAMAN (Tertib Aman Mandiri Agamis Nyaman). “Hidup di sini segala beraktivitas baik itu bekerja, olahraga, beribadah tenang tidak ada gangguan yang signifikan. Masih dalam keadaan kondusif,” imbuhnya.
Bagi Maskur, pekerjaan sebagai fisioterapis bukanlah pekerjaan mudah. Dibutuhkan kesabaran dan keikhlasan ekstra. Karena fisoterapis bukan hanya sekedar profesi, namun juga sebuah pelayanan kepada pasien yang sedang mengalami sakit dan membutuhkan dukungan untuk bisa sembuh. “Sebagai seorang fisioterapis selain harus sabar dan ikhlas, kita juga perlu memotivasi pasien untuk terus bersemangat bisa sembuh. Terkadang pasien itu kurang sabar, sehingga kitalah yang harus memotivasinya,” ungkapnya.
Profesi yang dijalaninya selama 25 tahun ini tentunya tak luput dari pengalaman-pengalaman pahit maupun menyenangkan. Namun karena dirinya selalu enjoy menjalani profesinya, tidak pernah sekalipun permasalahan-permasalahan yang dihadapinya menjadikannya pengalaman pahit. Justru banyak pengalaman menyenangkan yang dialaminya. Namun yang paling membahagiakan menurutnya adalah saat pasien yang ditanganinya bisa sembuh.
“Banyak pasien yang saya terapi dan saya edukasi sesuai program terapi dan dilaksanakan secara rutin dan benar, dan menghasilkan kesembuhan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi saya,” ujar pria yang hobi membaca ini.
Contohnya pasien stroke pendarahan (lumpuh separuh badan). Harus menjalani program terapi dari rawat inap sampai rawat jalan. Program terapi tetap lanjut, dan pada bulan keempat pasien sudah bisa aktivitas dan dapat bekerja kembali. Yang kedua, pasien anak-anak karena keterlambatan berjalan dengan program terapi terjadwal dan rutin. Sambil bermain tidak terasa tepat tiga bulan anak sudah dapat berjalan.
Dengan segudang ilmu dan pengalamannya ini, Iapun ingin berbagi tips untuk menjalani profesi sebagai seorang fisioterapis. Yaitu harus menunjukkan dahulu karya kita. Dengan pengabdian sebagai fisiotetapis kepada pasien sepenuh hati, sabar dan ikhlas. “Jangan menuntut imbalan dulu, karena rejeki itu akan datang dengan sendirinya,” pungkasnya. (*)
Tentang Maskur
Nama: Maskur
TTL: Surabaya, 31 Januari 1968
Istri: Mamik Trisilowati
Anak:
- Ananda Muthi Athira
- Athallah Achmad Zaki
Jabatan: Kasi Rehab Medik RS PKT
Pendidikan:
D3 Fisioterapi Universitas Airlangga
S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman
Organisasi:
- Ikatan Fisioterapi Indonesia (IFI) Kaltim bidang karya ilmiah
- Ketua IFI Bontang selama 2 tahun
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: