BONTANG – Kisruh Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) yang sudah berdiri selama 11 tahun akhirnya merembet ke Bontang. Dua kubu Partai Hanura yang terpecah di pusat, berdampak pada daerah yang juga mengakui dualisme kepengurusan partai yang didirikan oleh Wiranto.
Kubu Plt DPP Hanura Daryatmo, yakni sekretaris DPC Hanura Bontang, Umar Gading mengakui dualisme tersebut. Saat ini, sementara pihaknya yang diketuai Basri Rase tidak akan mengambil sikap sampai hasil dari PTUN keluar. “Tidak ada pergantian kepengurusan. Jadi ada dualisme, satu Pak Basri Rase dan Hendra Wijaya,” tegas Umar saat dihubungi Bontang Post, Selasa (6/2) kemarin.
Dijelaskan dia, Hendra Wijaya itu adalah versi Oesman Sapta Odang (OSO) yang sudah memegang SK baru dan beralamat di Bontang Kuala. Sementara, pihaknya bersama sang Ketua DPC Hanura Bontang Basri Rase merupakan versi Daryatmo dan Sekretaris Jenderal DPP Hanura Sarifuddin Sudding, serta Herwan Susanto dan Thamrin di DPD Hanura Provinsi Kaltim. “Di Bontang, Pak Basri Rase ketuanya, Umar Gading sekretarisnya, dan Firman bendaharanya. Kalau dualisme baru benar. Jadi tidak ada pergantian kepengurusan,” sebutnya.
Domisili sekretariat pun, dikatakan Umar masih tetap di di Jalan Juanda Bukit Indah, Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan untuk versi Basri Rase. Saat ini, pihaknya masih menunggu keputusan pusat terkait persiapan menghadapi Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendatang.
Dalam waktu dekat, dia, berharap ada keputusan dari petinggi Hanura di pusat. “Memang sementara, yang dikeluarkan SK dari Kemenkumham itu versi OSO dengan kepengurusan baru,” akunya.
Sementara dalam SK tersebut yang berganti pun hanya ketua, sekretaris, dan bendahara (KSB). Sehingga posisi kepengurusan ke bawah, baik di provinsi juga di daerah tidak ada pergantian.
Berarti, disebutkan Umar bahwa DPP Hanura tidak membentuk, hanya mengganti unsur ketua, sekretaris dan bendahara untuk meloloskan verifikasi parpol oleh KPU. “Sebenarnya kami yang membentuk itu. Menjelang injury time, Pak Basri tidak mau ke versi OSO, maka sementara seperti ini dulu. Karena versi munaslub sudah mengajukan ke PTUN. Kami menunggu hasil itu,” terang dia.
Apapun hasilnya nanti, lanjutnya, kalau memang kubu OSO dimenangkan di PTUN, maka pihaknya tinggal memilih. Apa akan bertahan di kepengurusan lama dengan melebur jadi satu atau alternatif lain. “Kami akan rapat bersama pada Jumat (9/2). Jadi kami tidak ada hubungannya dengan yang baru. Yang jelas kami mengakui dualisme, bukan pergantian kepengurusan,” ungkapnya lagi.
Sementara data yang diberikan ke KPU Bontang, menurut Umar Gading adalah keanggotaan Hanura dengan ketua Basri Rase. Bahkan sudah ada dinyatakan memenuhi syarat (MS). Tinggal domisili serta KSB. “Hadirnya mereka yang baru itu saat perbaikan, dan digantilah kami bertiga ini,” tutupnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: