SANGATTA – Kutai Timur (Kutim) kedatangan tamu dari Palu. Mereka mengaku sebagai korban gempa dan tsunami. Jumlahnya sebanyak 31 orang, terdiri dari anak-anak dan orang dewasa serta orang tua.
Mereka tersebar di dua kecamatan yakni Sangatta Utara dan Bengalon. Di Kutim, tujuan mereka mengunjungi keluarga dan telah berlangsung beberapa hari. Adapun transportasi mereka dari Palu ke Kutim menggunakan kapal laut.
Salah seorang pengungsi itu bernama Yulianti, warga Jalan Dupa Indah, Desa Layana Indah, Palu. Dengan ditemani keluarganya, perempuan kelahiran 1984 menyambangi Palang Merah Indonesia (PMI). Tujuannya untuk meminta bantuan. Kedatangannya disambut hangat keluarga besar PMI. Tentu saja, PMI merasa terbantu dan cukup senang atas kedatangan korban gempa.
PMI akan memberikan semua yang dibutuhkan korban tersebut, baik berupa sembako maupun pakaian. “Jadi kami kedatangan warga yang mengaku korban bencana tsunami Palu. Mereka minta bantuan. Kami bersyukur bisa berikan bantuan,” ujar Ketua Harian PMI Kutim, Wilhelmus.
“Tetapi kami akan melakukan pemantauan dulu. Cek lokasi dulu. Sehingga bisa melihat kebutuhannya. Apa saja yang dibutuhkan,” tambahnya.
Wilhelmus mengaku akan memberikan bantuan tersebut sesuai kebutuhan korban. Semua kebutuhan korban akan dipenuhi. “Nanti malam (kemarin, Red.) kami akan lihat lokasinya. Warganya akan kami data,” katanya.
Namun sayang, korban enggan diwawancara Sangatta Post dengan alasan malu. Saat media mengambil gambar, Yulianti langsung pulang. Dengan begitu, media ini tak dapat melakukan wawancara lebih mendalam terhadap Yulianti yang mengaku sebagai korban. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: