SAMARINDA – Polsek Sungai Kunjang Samarinda membongkar makam Hasanuddin (10), korban penyiksaan ayah tiri yang berujung kematian. Makam yang berada di TPU Muslimin Gang Raudah, Jalan RE Martadina Teluk Lerong Ilir Samarinda Ulu dibongkar Sabtu (6/1) untuk mendapatkan bukti baru penganiayaan.
Sepuluh petugas kepolisian tampak mengawal proses pembongkaran yang dimulai sekira pukul 09.00 Wita. Secara bergantian, enam orang petugas penggali kubur menggali makam bocah yang karib dipanggil Hasan tersebut.
Pembongkaran terbilang mudah, karena struktur tanah yang tidak terlalu keras. Mengingat karena jenazah Hasan baru dikubur delapan hari yang lalu. Sayangnya, sekira pukul 10.30 Wita ketika papan kayu penutup jenazah dibuka, aparat kepolisian meminta awak media untuk pergi.
Satu setengah jam penggalian, tim dokter yang berjumlah 14 orang dari RSUD AW Syahranie mengambil sejumlah sampel. Salah satu sampel yang diambil adalah tanah yang menempel di atas papan kayu penutup jenazah.
Selama tiga jam pemeriksaan mayat dilakukan, barulah pengambilan bukti usai. “Ada sebagian jaringan yang kami ambil untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar dr Daniel Umar, pimpinan tim dokter.
Namun dia tidak menjelaskan jaringan tubuh mayat yang diambil. Saat disinggung soal hasil pemeriksaan, Daniel belum bisa berkomentar banyak. Dalam hal ini, dia menyerahkan kepada penyidik untuk memberikan keterangan lebih lanjut. “Kami belum bisa menyampaikan hasilnya,” tambah dia.
Pembongkaran makam Hasan ini turut disaksikan pihak keluarga. Pengasuh yang juga bibi Hasan, Dewi Destari mengaku tidak keberatan dengan pembongkaran tersebut. Dia berharap dengan adanya pembongkaran ini, penyidik mendapat bukti baru untuk menjerat pelaku penganiayaan yakni Rahmad.
“Saya minta pelaku dihukum seberat-beratnya sebagaimana dia menghabisi nyawa anak saya,” katanya sambil menyeka air mata.
Tersangka Rahmad merupakan ayah tiri korban. Rahmad ditetapkan tersangka akibat menganiaya Hasan dengan mengurungnya berhari-hari tanpa makanan. Sedangkan ibu kandung korban yakni Risnawati turut ditahan dan menjadi tersangka karena dianggap melakukan pembiaran penyiksaan Hasan.
Kepada media ini, Dewi membantah bila penganiayaan terhadap Hasan yang dilakukan Rahmad karena kenakalan korban. Karena selama bersama Dewi, Hasan terbilang anak yang penurut. Dia mengaku sering membawa anak yang baru duduk di kelas lima SD itu ke majelis taklim.
“Saya bawa Hasan Kalau selawatan dan pengajian. Dia tidak nakal, anaknya baik. Jadi kalau Rahmad mengatakan Hasan itu anak nakal, dia bohong,” ungkap Dewi.
Sebelumnya diberitakan, Kamis (28/12) siang, Hasan tewas di kamar berukuran 3×3 meter. Tangannya terikat, mulut dilakban. Tubuhnya penuh lebam bekas pukulan. Bocah yang biasa ceria itu akhirnya mengembuskan napas terakhir karena disiksa ayah tirinya, Rahmat.
Rahmat yang tahu bahwa Hasan tewas langsung mencari alibi. Dia tak ingin kelakuannya dicium orang lain. Rahmat membuat skenario. Suami ketiga Risna yang menikah secara siri itu berpura-pura meminta bantuan ke tetangga. Dia mengatakan Hasan meninggal karena asma. Namun, aksinya ketahuan juga. (*/um/luk)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: