SANGATTA- Hasil kunjungan Pemkab Kutim ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Jakarta berbuah hasil. BNPB berencana memberikan alat pendeteksi longsor.
Hal tersebut diketahui dari surat BNPB dengan perihal penerapan sistem peringatan dini gerakan tanah tahun 2018. Dalam surat tersebut dijelaskan BNPB pada tahun anggaran 2018 bekerjsama dengan fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (FT UGM) akan mengembangkan sistem peringatan dini gerakan tanah atau landslide Early Warning System (LEWS). Ada 20 Kabupaten Kota yang masuk dalam pengembangan termasuk Kutim.
Kepala Pelaksana Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Kutim Syafruddin melalui Kepala Seksi Pencegahan menjelaskan, pihak BNPB menginfokan akan ada program pendetektis longsor di 2018 dan kutim salah satu daerah untuk kegiatan tersebut. Kemungkinan dalam waktu dekat digelar dan sebagai pelaksanaan di lapangan, BNPB mengandeng FT UGM.
“Kami taunya itu bantuan dari BNPB dari Direktorat Kesiapsiagaan,” terangnya melalui pesan singkat, belum lama ini.
Dia menambahkan, setelah ini akan dilakukan dengan semua pihak terkait. Mulai pembahasan kesiapan sarana prasarana, hingga daerah mana yang bisa diajukan untuk dipasangkan alat deteksi tersebut.
“Kita minta arahan Bupati untuk mengetahui desa mana yang menjadi prioritas,” tuturnya.
Sebelumnya, Kutim melakukan kunjungan ke BNPB di Jakarta. Dalam kunjungan itu Bupati Ismunandar yang langsung memimpin, didampingi Kepala Pelaksana BPBD Kutim Syafruddin dan sejumlah pejabat di lingkugan Pemkab Kutim. Bertempat di Graha BNPB rombongan diterima Plt Deputi Rehabilitasi dan Rekontruksi Hermensyah, Deputi Logistik dan Peralatan Rudy Phadmanto, lalu ada Deputi Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan diwakili Lilik Kurniawan serta Direktur Pemberdayaan Masyarakat Raditya. (hd)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: