SANGATTA- Stasiun Pengisian Bahan Bakar Nelayan (SPBN) di Dusun Kenyamukan, Kecamatan Sangatta Utara kembali akan digarap pemerintah.
Sebenarnya, SPBN di Kutim sudah ada. Hanya saja, sempat bermasalah. SPBN dibongkar oleh orang yang mengaku kontraktor. Dari informasi, pemerintah belum melunasi sisa pembayaran.
Akibatnya, para nelayan tak dapat menikmati SPBN anyar tersebut. Nelayan terpaksa membeli di eceran. Baik bensin maupun solar. Tentu saja, harganya terbilang mahal.
Berdasarkan hal itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutim, di bawah pimpinan Nur Ali kembali memperjuangkan keberadaan SPBN. Katanya, SPBN wajib ada di Kutim. Tak lain, untuk memenuhi kebutuhan BBM nelayan.
“Jadi kita harus punya SPBN. Dengan begitu, nelayan mudah mendapatkan BBM. Tak lagi harus membeli di eceran,” katanya.
Wacananya, untuk sementara akan menjalin kerjasama dengan Pemkot Bontang. Dari hasil komunikasi, Bontang sudah menyetujui. Tinggal pelaksanaan di lapangan.
“Ini merupakan awal buat kita memiliki SPBN. Apalagi, pemprov sudah serahkan ke Kutim untuk pengelolaannya. 2018 bisa berfungsi,” kata Ali.
Kerjasama dengan Bontang, lanjut dia, hanya bersifat sementara. Jika sudah berjalan normal dan Kutim dapat mengelola sendiri, maka SPBN tersebut langsung diambil alih oleh Kutim, untuk seterusnya.
“Kerjasama dengan Bontang sifatnya sementara. Tidak menutup kemungkinan kita kelola sendiri. Kami mintakan sama pusat,” katanya.
Langkah ini disambut baik oleh nelayan. Nelayan berharap agar segera direalisasikan. Sehingga, nelayan dengan mudah mendapatkan BBM.
“Selama ini kami hanya mengandalkan eceran saja. Mau beli banyak di SPBU tidak bisa juga. Terpaksa beli di eceran saja,” kata Sappe salah seorang nelayan Kenyamukan. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post