SANGATTA – Laut Kecamatan Sandaran khususnya pesisir pantai Birah Birahan terbilang kotor. Banyak kotoran sampah, ranting serta kayu raksasa yang turun naik di tempat wisata tersebut.
Keberadaannya tentu saja membuat pemandangan wisata bahari tersebut semakin buruk. Tak kalah penting ialah habitat penyu tak dapat berkembang biak dengan baik.
Pasalnya, binatang laut yang dilindungi ini tak mampu menepi ke daratan untuk bertelur. Gelondongan kayu bulat terus menghantam penyu tersebut.
Dari pengamatan Pemerintah Sandaran, pihaknya tak lagi menjumpai beberapa penyu di sana. Hanya satu ekor yang terlihat nyata. Meskipun ada hanya sisik yakni binatang yang menyerupai penyu.
“Penyu berkurang. Di Birah Birahan cuman 1 ekor saja. Itu yang sering terlihat. Dia tidak bisa naik karena banyak batang,” ujar Camat Sandaran, Muhammad Tahir Pekang.
Terparah, besar dugaan telur penyu di sana dimanfaatkan orang sekitar untuk kepentingan pribadi. Tentu saja hal ini sangat disayangkan. Seharusnya dikembangbiakkan.
“Telur penyunya ada terus. Tetapi dibilang enggak ada. Ya di sanakan ada yang kelola. Katanya pulau pribadi. Memang ada berkas mereka,” katanya.
Dirinya berharap, penyu disana mendapatkan perhatian khusus. Satu diantara yang harus diperhatikan ialah masalah laut yang dipenuhi batang dan ranting. Kemudian menertibkan penyu dan telurnya.
“Ya kami harap pantainya menjadi andalan. Bersih dan menjadi tempat wisata bagi masyarakat Kutim,” harapnya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: