bontangpost.id – Sebanyak 749 penyandang disabilitas berada Bontang. Paling banyak di Kelurahan Loktuan, yakni 97 orang. Sisanya tersebar di Berebas Tengah 72 orang, Berbas Pantai 71, Belimbing 21, Api-Api 8, Tanjung Laut Indah 57, Tanjung Laut 73, dan Satimpo 11. Lalu Kanaan 14, Gunung Telihan 47, Gunung Elai 41, Guntung 52, Bontang Lestari 25, Bontang Kuala 24, serta Bontang Baru 62.
Proporsi terbesar diisi penyandang disabilitas fisik atau daksa 228 orang. Kemudian mental atau gangguan jiwa 74 orang, dan intelektual atau grahita 64 orang.
Untuk melakukan pendataan lebih lanjut, Dinas Sosial dan Pemberdayaan Manusia (Dissos-PM) menerbitkan Kartu Khusus Penyandang Disabilitas Berbasis Geospasial (Kapal Si Geo).
Kapal Si Geo adalah kartu identitas bagi penyandang disabilitas yang terdata dalam database untuk memperoleh akses program dan layanan mendasar. Keunggulannya, mempermudah pengumpulan data disabilitas dan membuat data mudah diperbarui.
Kasi Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Dissos-PM Bontang Suratmi mengatakan, ada 13 layanan dasar ditangani kartu ini. Yakni layanan data dan pengaduan, kedaruratan, pengurusan identitas, pemenuhan pangan, pemenuhan sandang, layanan alat bantu kesehatan, dan layanan perbekalan kesehatan.
Kemudian layanan bimbingan sosial keluarga penyandang disabilitas, akses pendidikan dan kesehatan dasar, layanan penelusuran asal usul penyandang disabilitas hingga ke daerah asal, layanan reunifikasi dalam keluarga asal, layanan rujukan kelayakanan professional lainnya. Terakhir, layanan bimbingan fisik, mental, sosial, spiritual penyandang disabilitas. “Semuanya layanan dasar,” sebutnya, Kamis (16/9) siang.
Sementara, Ketua Forum Pemuda Disabilitas Kreatif Bontang (FPDK) Bontang Ahmad Akbar Saputra mengatakan inovasi Dissos-PM itu patut diapresiasi. Setidaknya mereka berupaya memonitor keberadaan dan jumlah mereka. Melalui data yang mudah diperbarui, terintegrasi, dan mudah di akses melalui internet.
Namun ada yang menjadi sorotannya. Pertama, soal penggunaan kartu itu. Misal dijelaskan, bila Kapal Si Geo ada untuk mempermudah penyandang disabilitas memperoleh akses layanan dasar. Yang jadi pertanyaan kemudian, bagaimana cara ia digunakan. Apakah penyandang disabilitas cukup menunjukkan kartu itu ke layanan dasar yang dituju, atau ada cara lain.
“Itu yang tidak kami pahami. Apakah kami tunjukkan, ini kartu Si Geo, saya mau daftar kuliah, bisa seperti itu atau bagaimana?” tanyanya.
Kedua, kata Akbar persoalan mendata dan memperbarui data penyandang disabilitas sejatinya jadi tugas Dissos-PM. Kartu itu bagus, tapi ada hal lain yang dibutuhkan alih-alih sekadar mengumpulkan data. Yakni pemberian program pemberdayaan.
Selama ini, sebutnya, penyandang disabilitas sekadar didata, namun tak ada program yang bisa membuat mereka punya daya saing. Dari data-data seperti ini, biasa pemerintah hanya menyalurkan bantuan uang tunai, atau sembako. Sementara yang jauh lebih penting ada program pemberdayaan nyata. Agar penyandang disabilitas tidak terus-terusan bergantung dengan orang lain.
“Bukan tidak suka kalau diberi bantuan. Cuma yang dibutuhkan ini adalah program kerja yang berkelanjutan,” tegasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post