BONTANG – Pengusaha lokal menginginkan keterlibatannya dalam pembangunan proyek NPK Cluster. Hal tersebut disampaikan masing-masing perwakilan asosiasi pengusaha lokal dalam rapat dengar pendapat dengan manajemen Pupuk Kaltim, kemarin (8/3).
Rapat yang difasilitasi Komisi II DPRD Bontang dihadiri enam perwakilan asosiasi, yakni Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bontang, Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (Gapensi) Bontang, Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia (Gapeksindo) Bontang, Himpungan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Bontang, Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (Ipemi) Bontang, dan Himpunan Pengusaha Lokal Bontang (HPLB).
Sedangkan dari DPRD diwakili Ketua Komisi III, Ubaya Bengawan, Abdul Kadir Tappa, Bakhtiar Wakkang, dan Ma’ruf Effendy.
Kata Ubaya, pertemuan antara Pupuk Kaltim dan asosiasi pengusaha lokal bertujuan untuk menggali berbagai potensi yang dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha lokal di Bontang. Selain itu, pengusaha lokal juga diberi kesempatan mengutarakan pendapatnya agar mereka dapat diakomodir dalam pembangunan pabrik NPK Cluster.
Sementara Bakhtiar, menyambung perkataan Ubaya juga menginginkan pengusaha lokal tidak menjadi penonton dalam pembangunan pabrik skala nasional ini. Peluang pembangunan NPK Cluster ini pun harus disambut agar ekonomi Bontang yang lesu dalam beberapa tahun terakhir dapat terangkat kembali.
“Harus ada protect buat para pengusaha lokal kita. Kalau ada yang bisa dikerjakan di Bontang, ya dikerjakan di sini, oleh orang kita sendiri,” ujar Bakhtiar.
Sedangkan Abdul Kadir Tappa mendorong Pupuk Kaltim untuk melakukan pelatihan dan sertifikasi sesuai keahlian yang dibutuhkan dalam pembangunan NPK Cluster. Sebab, tak hanya bermodalkan sebagai putra daerah saja, namun dalam proyek tersebut juga dibutuhkan kemampuan yang tersertifikasi dan diakui.
Selain itu, asosiasi pengusaha lokal juga diminta memetakan dan mengklasifikasi kemampuan tiap-tiap anggotanya yang bisa diajak dalam pembangunan NPK Cluster. “Percuma kalau dia orang Bontang, tapi tidak punya keahlian apa-apa,” jelasnya.
Ketua Tim Persiapan Proyek NPK Cluster Pupuk Kaltim, Sarwani menyebut beberapa manfaat yang akan dihasilkan dari pembangunan pabrik ini. Diantaranya untuk mendukung ketahanan pangan nasional, mengurangi impor pupuk, menimbulkan multiplier effect, dan memberdayakan pengusaha lokal.
Apalagi, dari sekitar Rp 4,5 triliun yang digelontorkan untuk investasi pabrik NPK Cluster, sekira 20-25 persen akan dihabiskan untuk konstruksi pabrik di Bontang. “Justru kami membuka diri ketika ada kontraktor lokal yang mampu dan berkualifikasi dalam pembangunan NPK Cluster,” kata Sarwani.
Staf Direksi Pupuk Kaltim, Sukardi menambahkan, pembangunan dengan melibatkan pengusaha lokal justru lebih menguntungkan. Sebab, pembangunan NPK Cluster dapat selesai tepat waktu ketimbang mengambil kontraktor atau tenaga kerja dari luar Bontang.
“Pengalaman sebelumnya, ketika SDMnya (Sumber Daya Manusia) dari luar Bontang, saat selesai lebaran ada yang tidak balik, jadi harus cari lagi. Kalau dari Bontang sendiri, kan sudah pasti tidak kemana-mana,” ujarnya.
Sementara Sub Intendent Hubungan Eksternal Humas Pupuk Kaltim, Ramli menyebut selama ini perusahaan punya program untuk melatih tenaga-tenaga di Bontang agar terampil. Bahkan, diantaranya ada yang sudah dipanggil bekerja di daerah lain sebelum dapat dipekerjakan Pupuk Kaltim. “Ini bukti kalau tenaga lokal Bontang juga berkualifikasi. Kedepan kami juga akan memberikan pelatihan serupa yang sesuai dengan kebutuhan NPK Cluster,” kata Ramli.
Seluruh perwakilan asosiasi yang hadir di ruang rapat DPRD Bontang pun menyambut baik komitmen yang diberikan oleh Pupuk Kaltim. Hanya saja, mereka mengingatkan agar Pupuk Kaltim memegang komitmennya. “Pengusaha-pengusaha kami mampu kok ikut terlibat di sana (pembangunan NPK Cluster, Red.). Tinggal Pupuk Kaltim harus berpihak kepada pengusaha lokal,” ujar Syahrir yang mewakili Hipmi.
Senada, Eko Satria dari HPLB ingin Pupuk Kaltim memberdayakan pengusaha-pengusaha dan tenaga lokal dalam pembangunan ini. Bahkan, untuk menegaskan sinergi antara Pupuk Kaltim, pengusaha lokal, pemerintah, dan DPRD dalam pembangunan NPK Cluster, dirinya mengajak Pupuk Kaltim memfasilitasi mereka untuk bertemu dengan Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). “Kalau kita semua bersatu, NPK Cluster di Bontang Insya Allah aman,” katanya. (zul)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post