Lika – liku Perjalanan Usaha Satria, Pemilik Rumah Bibit Satria Rindu Alam
The Power of Kepepet, mungkin istilah inilah yang pantas disematkan kepada Satria, Pemilik Rumah Bibit Satria Rindu Alam. Bagaimana tidak, Ia memulai usahanya benar-benar karena terdesak. Tidak memiliki pekerjaan dan tidak ada peluang kerja.
Yusva Alam, Bontang
Satria menuturkan, perjalanan usahanya dimulai dari nol. Tanpa modal sama sekali. Ia memberanikan diri memulai usaha pembibitan tanaman bunga, karena sudah tidak memiliki pekerjaan lagi. Padahal, setahun lalu saat ia memutuskan memulai usaha, belum pernah sekalipun berkecimpung di dunia tanaman. Tak pernah belajar, bahkan bekerja di dunia ini. Modalnya hanya nekad.
“Saya belajar sambil menjalankan usaha ini. Kalau ada salah-salah saya ulangi, pelajari lagi dimana kesalahannya,” ungkap Satria.
Berkat perjuangan dan kesabarannya itu, kini Satria memetik hasilnya. Usahanya mampu menghidupi diri dan keluarganya. Bahkan, usahanya lebih dikenal di luar Bontang ketimbang dalam kota. Ia menuturkan, bibitnya lebih banyak dibeli pedagang-pedagang tanaman di seluruh wilayah di Indonesia. Paling banyak dari Sulawesi dan Sumatra. Namun hanya Papua satu-satunya pulau yang belum pernah ia kirim.
“Usaha saya bisa dikenal di luar Bontang berkat pemasaran online. Saya memanfaatkan Facebook dan BBM,” beber pria yang memiliki banyak hobi ini.
Dijelaskannya, harga jual tanamannya berkisar Rp 10 – Rp 120 ribu. Harga Rp 120 ribu jarang pembeli, karena ongkos kirim yang mahal. Syarat bibit bisa dikirim berukuran tinggi 5 centimeter dari media tanam. Dalam satu kali pembelian, minimal 100 bibit dengan harga Rp 10 ribu per bibit.
“Dalam satu minggu saya biasa melakukan tiga kali pengiriman ke luar kota,” katanya.
Lalu bagaimana dengan pasar lokal. Dikatakannya, warga Bontang masih minim peminat tanaman bunga yang dijualnya. Saat ini, selain melakukan pembibitan di dekat rumah, Ia juga menyewa lahan di daerah Pisangan. Tepat berlokasi di pinggir jalan. Di lahan Pisangan tersebut, Ia memajang ratusan tanaman bunga yang sudah jadi. Sehingga mudah dilihat oleh pengendara yang melintas. Namun, masih belum banyak warga Bontang yang membeli.
“Saya jual di Pisangan itu tergantung momen. Kalau tanggal muda agak lumayan pembelinya. Sedangkan tanggal tua, sepi. Banyak pembeli dari pedagang tanaman, yang mencari bibit untuk dijual kembali,” ungkap Satria.
Jenis tanaman bunga yang dijualnya adalah vinca dan petunia. Kedua tanaman ini diakuinya sedang booming. Bahkan bisa bertahan hingga dua atau tiga tahun ke depan. Karena menjual tanaman bunga juga tergantung tren. Tren tanaman apa yang sedang digandrungi pasar, itulah yang ditanam.
Kurang lebih setahun berjalan, usahanya kini makin membesar. Ia sangat mensukuri upayanya itu. Selain pembeli yang makin meningkat dari luar kota, Ia kini memiliki tanaman yang dijual berkisar harga Rp 1 – 3 juta. Bahkan ada satu tanaman bonsai yang ditawar orang hingga Rp 11 juta.
“Alhamdulillah usaha nekad saya ini bisa membuahkan hasil. Ke depannya saya ingin terus berinovasi agar usaha dapat terus berlangsung. Saya juga berharap bantuan pemerintah dalam usaha ini,” pungkasnya. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: