Sejak pandemi Covid-19 menerpa Kota Taman, penghasilan sopir angkutan kota (angkot) dan bus antar kota kian menipis.
Koordinator Angkutan Bontang Sutowiyono mengatakan, penghasilan harian pun dirasa tidak cukup untuk membeli bensin.
“Ya kami bingung juga mau menarik penumpang sepi,” katanya, (24/4/2020).
Sebelum corona, pendapatannya setiap hari paling sedikit Rp 70 ribu. Sementara saat ini dalam sehari dia bisa tak mendapat satu rupiah pun. Dan untuk operasional, saat ini dia hanya mengandalkan uang sewa dari perusahaan.
“Ada 95 sopir yang mendapatkan jatah tersebut. Sudah lama ada,” ujarnya.
Untuk sewa, biasanya perusahaan memberi Rp 53 ribu untuk tiga kali menjemput penumpang dalam sehari. Saat ini pun sesuai kesepakatan, 95 angkot tersebut harus dikarantina di Terminal kilo 6 Bontang.
“Disemprot disinfektan tiga kali. Kami juga tidak boleh keluar,” katanya.
Kondisi serupa terjadi pada angkutan bus jurusan Bontang-Samarinda yang beberapa hari terakhir tidak beroperasi. Dia menyatakan dalam bulan ini, hanya ada empat penumpang yang hendak bepergian ke Kota Tepian.
“Untungnya waktu itu dalam hari yang sama,” terang Sutowiyono.
Terpisah, Kepala Dishub Bontang Kamilan mengetahui turunnya jumlah penumpang bis dan angkutan imbas corona. Sampai saat ini dirinya juga mengetahui jadwal keberangkatan dan kedatangan bus.
“Tapi banyak yang enggak jalan.” ujarnya. (*/eza/rdh)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post