DUKUNG program ketahanan pangan nasional melalui pemenuhan pupuk di 2 per 3 wilayah Indonesia, Pupuk Kaltim hadirkan beragam produk berkualitas dalam mendorong produktivitas untuk meningkatkan hasil pertanian masyarakat. Salah satunya NPK Pelangi yang teruji mampu meningkatkan produktivitas lahan dan kapasitas produksi hasil pertanian.
Hal itu diakui petani di berbagai wilayah distribusi Pupuk Kaltim, melalui uji coba pada program Demonstration Plot (Demplot) berbagai komoditas yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Di antaranya komoditas padi Kelompok Tani Makmur di Kabupaten Jember Jawa Timur, mengalami peningkatan hasil panen mencapai 30 persen per hektare, hasil uji coba demplot pada dua varietas, yakni Sertani 9 mencapai 9,5 ton per hektare, dan Logawa sebesar 10,6 ton per hektare.
Ada pula komoditas Bawang Merah di Desa Ambalawi Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Hasil panen meningkat hingga 30 persen per hektare dengan masa tanam 50 hari, dari sebelumnya produktivitas bawang merah setempat hanya mampu 15 ton per hektare. Berkat pemupukan seimbang NPK Pelangi hasil panen tembus 20 ton per hektare.
“Umbi bawang juga lebih besar dari biasanya. Itu baru 50 hari, kalau menyesuaikan masa tanam 70 hari saya yakin panennya juga jauh lebih tinggi,” ucap Damrus, salah seorang petani bawang merah Desa Ambalawi.
Peningkatan hasil produksi juga terjadi pada komoditas tomat jenis Servo F1, budidaya Kelompok Tani Agro Lestari Kelurahan Bontang Lestari Kota Bontang di atas lahan seluas 3 per 4 haktare. Memasuki panen ke-5 mampu mencapai 1 ton tomat dengan rata-rata 1,2 kilogram (kg) per batang. Jumlah tersebut di luar hasil 2,1 ton pada empat kali panen sebelumnya.
“Ada perbedaan hasil sekitar 40 persen lebih tinggi dari sebelum menggunakan NPK Pelangi. Meski harga lebih tinggi dari pupuk subsidi, tapi pemakaian jauh lebih hemat dan hasil pun meningkat drastis,” papar Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Ketahanan Pangan, Perikanan, dan Pertanian (DKP3) Bontang, Bambang Tridaryono saat ditemui pada panen raya tomat beberapa waktu lalu.
Superintendent Komunikasi Produk Departemen Pelayanan dan Komunikasi Produk (Yankomduk) Pupuk Kaltim, Ludvi Widodo, menyebut program Demplot NPK Pelangi digencarkan perusahaan untuk mengedukasi para petani melalui pola pemupukan berimbang, sekaligus membuktikan langsung keunggulan produk non subsidi dari Pupuk Kaltim dengan peningkatan hasil produksi.
“Pupuk Kaltim bukan menjual janji, tapi buktinya bisa dilihat langsung para petani dengan pola pemupukan berimbang yang kita berikan,” kata Ludvi.
Dijelaskannya, NPK Pelangi sangat cocok untuk semua jenis tanaman pangan, hortikultura dan tanaman perkebunan. Dibuat dengan teknik pencampuran secara fisik (bulk blending) menggunakan bahan baku berkualitas tinggi seperti Urea Granul, Diammonium Phospate (DAP) dan KCL yang merupakan sumber kalium dari serpihan asli (flake) dengan kandungan Kalium Oksida (K2O) sebesar 60 persen.
Keunggulan NPK Pelangi di antaranya melepaskan unsur hara sesuai karakteristik atau sifat asli bahan baku, karena Urea Granul merupakan slow release nitrogen fertilizer yang lebih efisien diserap tanaman. Selain itu, NPK Pelangi juga memiliki kandungan dan kelautan unsur fosfat yang sangat tinggi, dengan berbagai komposisi unsur hara yang disesuaikan dengan kebutuhan tanaman pertanian.
Disamping juga lebih efektif, efisien, dan tahan disimpan lebih lama, serta mampu meningkatkan hasil panen. “NPK Pelangi dibuat pada berbagai komposisi unsur hara yang sesuai untuk tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan, serta menyesuaikan kebutuhan tanaman terhadap unsur hara dalam pertumbuhannya,” terang Ludvi Widodo.
Beberapa komposisi NPK Pelangi yakni 20-10-10 dan 16-16-16 yang dianjurkan untuk tanaman pangan dan hortikultura, seperti padi, jagung, cabai, tomat, kubis, dan berbagai jenis tanaman sayur. Kemudian komposisi 12-12-17-2, 15-15-6-4 dan 12-6-27-4 untuk jenis tanaman perkebunan seperti kelapa sawit, kakao, karet, dan sebagainya.
Sesuai namanya, unsur hara pada NPK Pelangi terdiri dari Nitrogen (N) yang diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhakan bagian vegetatif tanaman seperti daun, batang, dan akar. Lalu Fosfor (P) untuk merangsang pertumbuhan akar khususnya pada tanaman muda, serta mempercepat pembungaan dan pemasaran buah, biji atau gabah.
Sedangkan Kalium (K) yang bermanfaat untuk memperkuat tubuh tanaman, seperti daun, bunga, dan buah agar tidak mudah gugur, serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, serangan hama dan penyakit, serta membuat batang tanaman lebih kokoh sehingga tidak mudah roboh.
“Meski harga lebih tinggi dari pupuk subsidi, tapi penggunaan NPK Pelangi jauh lebih hemat dan hasil pertanian lebih melimpah. Itu sudah dibuktikan pada setiap demplot yang kami laksanakan,” lanjut Ludvi.
Terkait jaminan mutu dan kualitas, seluruh produk Pupuk Kaltim dipastikan Ludvi telah tersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN) sebagai jaminan terhadap konsumen. Bahkan Pupuk Kaltim berhasil menjadi perusahaan pertama di Indonesia yang meraih predikat Grand Platinum dalam ajang SNI Award, setelah mempertahankan predikat Platinum tiga kali berturut pada 2016, 2017, dan 2018.
Petani maupun konsumen secara umum diimbau Ludvi tak perlu ragu untuk menggunakan produk Pupuk Kaltim, karena jaminan kualitas yang diberikan telah terbukti meningkatkan hasil pertanian masyarakat pada berbagai komoditi.
“Tak hanya NPK Pelangi, tapi seluruh produk Pupuk Kaltim telah melewati beberapa uji, baik uji edar maupun uji kualitas. Dengan penghargaan SNI Grand Platinum, membuktikan produk Pupuk Kaltim sudah diakui secara Nasional dan menjadi produk terbaik diantara yang terbaik,” ujar dia.
Begitu pula dengan keikutsertaan Pupuk Kaltim pada IQE 2019 di Semarang, dalam rangka peringatan Bulan Mutu Nasional, sebagai wujud peran aktif perusahaan terhadap penerapan SNI di setiap produk, guna mendorong pertumbuhan serta peningkatan mutu dan kualitas hasil produksi dalam negeri.
“Tak hanya standardisasi produk perusahaan, hasil produksi mitra binaan didorong untuk mendapatkan SNI untuk memberikan jaminan kualitas ke konsumen. Ini komitmen Pupuk Kaltim dalam mendorong penerapan SNI guna meningkatkan daya saing di pasar global,” pungkas Ludvi. (*/vo/nav/adv)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post