SAMARINDA-Iswan Firmanto, sudah hampir setahun tanpa ada penghasilan yang jelas. Terakhir, tercatat sebagai driver ojek online. Dia memiliki pelanggan tetap dan menjalin hubungan khusus dengan seorang perempuan yang berprofesi sebagai dancer.
Namun, belakangan hubungan mereka sudah terlampau kelewat. Pacar Iswan diketahui tengah berbadan dua. Mengetahui kabar itu, pemuda tersebut berpikir keras agar bisa mendapatkan uang. Untuk menyusul kekasihnya yang kini di Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel). Pikiran singkatnya pun berbuat kriminal.
Modalnya adalah aplikasi penyedia kendaraan berbasis online, yang masih terpasang di handphone Iswan. Berpikir keras, mencari tempat untuk bisa menguasai mobil. Rencana awal berjalan sesuai yang diharapkan. Diarahkan ke tempat sepi, di Jalan Pusaka, RT 16, Kelurahan Lok Bahu, Sungai Kunjang.
Iswan sudah menyiapkan semuanya. Mempersenjatai diri dengan senjata tajam jenis badik. Pemuda kurus itu memesan jasa layanan antar-jemput sekitar pukul 01.40 Wita. “Minta dijemput di daerah Lobang Tiga (Jalan Padat Karya), diantar ke Jalan Pusaka,” tutur pelaku kepada petugas.
Pemuda itu paham jika lokasi yang diharapkan itu tak banyak kendaraan melintas. Selain itu, rumah-rumah warga tak terlalu banyak. Mobil Daihatsu Ayla KT 1885 NQ yang dikemudikan Normansyah (47) menjemputnya.
Norman, sapaan akrab korban, menghentikan kendaraan tepat di titik yang dituju. Sempat ada perbincangan antara keduanya. Memberitahukan biaya yang harus dibayar Iswan. “Berapa, Pak?” tanya Iswan ke korban saat menjelaskan ke polisi. Pemuda itu duduk tepat di belakang kursi kemudi. “Rp 31 ribu,” balas Norman.
Bukannya uang, badik sepanjang 20 sentimeter menancap di punggung korban. Cairan merah bak saus tomat mengucur deras. Belum berhenti. Iswan mengarahkan ke kepala korban secara berulang. Mobil yang semula berhenti, sempat kembali jalan, namun keluar jalur.
Korban keluar dari mobil, tergeletak bersimbah darah. Kebetulan, berhenti tepat di depan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) TK Al Munawwanah. Agus (35), warga sekitar yang kebetulan mendengar pekikan korban bergegas menolong.
Iswan panik, dia ikut keluar dari mobil. Mengenakan celana jeans dengan kaus krem, Iswan memilih kabur ke jalur tambang, milik PT Bukit Baiduri Energi (BBE). Sebagian warga menolong Norman, lainnya mengejar Iswan.
Ramai-ramai memburu pelaku. Tubuhnya yang kurus, kalah cepat dengan laki-laki yang kekar. Abdul Hamid (48), anggota Forum Kemitraan Polisi Masyarakat (FKPM) Lok Bahu, menjadi yang pertama menangkap. “Kalau kamu mau enggak sakit, sini,” bujuk Hamid. Namun, sejumlah bogem mentah beberapa kali mendarat di tubuh pemuda yang bermukim di Jalan KH Mas Mansyur, Kelurahan Loa Bakung, Samarinda itu. Dia lantas dibawa ke Polsek Sungai Kunjang. “Benar sudah diamankan,” tegas Kapolsek Sungai Kunjang Kompol I Ketut Gede Suardana. Sementara korban dibawa ke RS Hermina, Samarinda.
Kepada polisi menyebut, Iswan terpaksa bertindak lantaran untuk biaya pernikahan dengan kekasihnya yang sudah berbadan dua itu. “Rencana habis merampok, mobil saya jual cepat,” ungkapnya. Pelaku yang dulunya juga sebagai penyedia jasa ojek online menyebut, perkenalan dengan kekasihnya karena jadi langganan. Dengan begini, sudah bisa dipastikan semua rencananya dengan sang kekasih batal.
Kejadian yang menimpa Norman, nyaris mirip dengan apa yang terjadi dengan Handarri. Bedanya, pelaku berhasil menguasai kendaraan korban, sedangkan Iswan, gagal. Handarri ditemukan tewas dengan kepala bersimbah darah, pada 12 Juni 2018, pukul 09.15 Wita.
Terdapat luka di bagian kepala, telinga, dan punggung lelaki berusia 27 tahun itu. Tersangka pembunuhnya pun ditangkap PJR Ditlantas Polda Kaltim pada pukul 16.40 Wita. Pelaku bernama Darmadi Anca. Dia diamankan di Jalan Soekarno-Hatta, Kilometer 51. Tepatnya di Rumah Makan Tahu Sumedang, Samboja, Kutai Kartanegara. (*/dra/rom/k16/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post