bontangpost.id – Pemkot Bontang terus melakukan upaya dalam penyelesaian kebutuhan air bersih. Salah satunya dengan membuat infrastruktur bendung gerak, di Kelurahan Gunung Telihan.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitiaan, Riset, dan Inovasi Daerah (Bapperida) Amiruddin Syam mengatakan, program ini bekerja sama dengan Pemprov Kaltim.
“Infrastruktur bendung gerak dan pembebasan lahan ranah pemprov. Pemkot kebagian untuk pembuatan water treatment plant (WTP),” kata Amiruddin.
Khusus WTP, di APBD Perubahan ini pemkot mengalokasikan anggaran senilai Rp1,5 miliar. Nominal itu untuk perencanaan teknis atau penyusunan detail engineering design (DED). Lokasi rencana pembangunan WTP tidak jauh dari infrastruktur bendung geraknya.
“Akhir tahun ini perencanaan. Pengerjaan fisik pembangunan WTP akan dianggarkan pada tahun depan,” ucapnya.
Ditaksir untuk pembangunan fisik membutuhkan nominal Rp40-50 miliar. Bergantung dengan kapasitas dari WTP tersebut. Semakin besar maka nominal yang dibutuhkan juga tinggi. Kemungkinan pembiayaan akan menggunakan APBD Bontang.
“Tetapi kalau kas daerah tidak mencukupi maka pemkot akan berkoordinasi dengan pemprov untuk sharing anggaran,” tutur dia.
Ditargetkan suplai air bersih dari bendung gerak bisa terealisasi di 2026. Saat disinggung mengenai pembebasan lahan, Amiruddin mengatakan masih ada kendala saat ini. Namun, ia belum tahu secara pasti progres dari tahapan tersebut. Mengingat ranah untuk infrastruktur bendung gerak di pemprov.
“Penentuan lokasi sudah ditetapkan. Tetapi masalah lahan ini masih krusial,” sebutnya.
Dari hasil DED nantinya juga dapat diketahui terkait kebutuhan anggaran untuk pembangunan jaringan. Jika ini terealisasi di 2026 maka sama halnya dengan upaya untuk mendapatkan suplai air bersih permukaan dari eks void PT Indominco Mandiri.
Sebelumnya, Pemkot Bontang telah melakukan penentuan lokasi untuk infrastruktur bendung gerak. Setelah kepala daerah mengeluarkan keputusan bernomor 100.3.3/310/DPKP2/2024. Pada keputusan tersebut penentuan lokasi bendung gerak di Gunung Telihan. Dengan lahan seluas kurang lebih 6.810 meter persegi.
Menurutnya, Pemprov Kaltim serius mengatasi permasalahan krisis air bersih di Bontang. Mengacu Sistem Informasi Rencana Umum Pengadaan (SIRUP) untuk pembangunan ini dikucur Rp15 miliar.
Menurutnya upaya ini merupakan pertama kali di Bontang. Sebab selama ini suplai air bersih masih memanfaatkan dari sumber bawah tanah. Titik bendung gerak nantinya sebelum Waduk Kanaan atau dekat dengan area rencana pembangunan Polder Telihan.
Jadi bantaran sungai akan dibendung kanan-kiri. Skema bendung sungai ini ialah elevasi dasar sungai di titik yang disepakati bakal dinaikkan.
Tampungan air itu kemudian disedot untuk diolah masuk ke WTP. Selanjutnya hasil pengolahan akan disambungkan dengan jaringan di Tugu Selamat Datang maupun intake di depan RSUD Taman Husada.
Kapasitas WTP ialah 50-100 liter per detik. Kajian ini sudah dilakukan beberapa waktu sebelumnya. Langkah ini masuk dalam Rencana Pembangunan Daerah (RPD) Kaltim hingga 2026.
Dijelaskan dia, langkah ini diambil untuk menunggu pembangunan infrastruktur jaringan baik itu Bendungan Marangkayu, void Indominco, hingga Waduk Suka Rahmat memerlukan waktu lama.
Sementara, kondisi air baku di Bontang saat ini terbilang krisis. Minus 180-200 liter per detik. Sampai saat ini Perumda Tirta Taman masih aktif memproduksi air ke puluhan ribu pelanggan.
Dalam sebulan pihaknya mampu memproduksi 900-1.000 meter kubik air. Pun, setiap hari pihaknya mendistribusikan 20 ribu liter air ke 30.000 pelanggan se-Kota Bontang.
Dari segi layanan, Perumda Tirta Taman Bontang membagi empat wilayah WTP. Wilayah Bontang kota memiliki 25.000 pelanggan, Bontang Lestari sebanyak 1.300 pelanggan, Guntung 1.400 pelanggan dan WTP Loktuan memiliki 4.400 pelanggan. (*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post