BONTANG – Peresmian rumah susun sederhana sewa (Rusunawa) Loktuan dan Guntung molor. Semula Sekretaris Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman, dan Pertanahan (DPKPP) Bontang Maksi Dwiyanto menargetkan penghunian bisa dilakukan Juli lalu. Faktanya hingga September dua bangunan yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya belum diserahkan kepada satuan kerja (satker).
“Benar, proses launching rusunawa Loktuan dan Guntung molor. Terkendala belum adanya proses serah terima dari kontraktor,” kata Maksi kepada Bontang Post, Sabtu (22/9) kemarin.
Padahal teknis pelaporannya pun sangat panjang. Setelah diserahkan kontraktor ke satker, nantinya satker akan melanjutkan ke Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Selanjutnya baru Kementerian menyerahkan kepada Pemkot Bontang. “Alurnya seperti itu yang harus dilalui,” ucapnya.
Dikatakannya, proses penghunian pun dapat dilakukan jika fasilitas sudah lengkap. Baik itu furnitur, listrik, hingga air. “Sementara listrik belum dilakukan pengetesan, begitu pula dengan air harus disiapkan meskipun sudah ada koneksi ke semua kamar,” ucapnya.
Hingga saat ini, DPKPP masih menunggu kesiapan seluruh prasarana. Maksi berharap, saat proses penghunian dilakukan seluruh permasalahan sudah wajib selesai. Sehingga warga yang menghuni langsung dapat mempergunakan fasilitas yang ada.
Diprediksi proses peresmian dapat dilakukan di akhir tahun ini. Meskipun Maksi tidak dapat memprediksi waktu yang dibutuhkan sehubungan dengan mekanisme penyerahan per tahapannya. “Kalau di semester pertama belum bisa, di semester kedua akhir semestinya sudah bisa. Kedua bangunan ini akan di-launching bersamaan,” harapnya.
Seperti diketahui, Rusunawa Loktuan dibangun lima lantai dengan tipe kamar 36 berjumlah 70 kamar. Setiap kamarnya dilengkapi furnitur mulai kasur, meja, kursi, serta lemari pakaian. Ditaksir, tarif per kamarnya dimulai Rp 750 ribu per bulan, untuk lantai paling dasar.
Berbeda dengan Loktuan, Rusunawa Guntung bertipe 24 dan hanya empat lantai dengan jumlah 90 kamar. Usulan dari DPKPP untuk lantai dasar dipasang tarif sekitar Rp 550 ribu. Adanya selisih Rp 200 ribu dikarenakan dapur di Rusunawa Guntung bersifat komunal. Terletak di sudut bangunan dan digunakan secara bersama-sama. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: