“Bener-bener syok saya saat mendengar kabar itu. Saya sampai menangis dua hari di kamar,” Pengajar Ponpes NM
BONTANG – Kaget dan tak percaya dirasakan Adi (bukan nama sebenarnnya) saat mendapat informasi IM (48) ditangkap aparat kepolisian akibat kasus pencabulan. Pasalnya, selama ini Adi tak pernah mengira jika sosok yang sudah dia anggap sebagai orang tua sendiri itu, tega melakukan perbuatan keji tersebut, apalagi kepada santriwatinya.
“Bener-bener syok saya saat mendengar kabar itu. Saya sampai menangis dua hari di kamar,” ujarnya saat diwawancarai Bontang Post, Jumat (8/12) lalu di Ponpes tempat dia mengajar.
Adi merupakan salah satu dari enam pengajar di Ponpes tersebut. Dia berujar, 3 orangnya di antaranya merupakan pengajar asli, sementara 3 lainnya merupakan tenaga perbantuan yang diangkat dari kalangan santri.
“Jadi tiga orang ini kami awalnya binaan kami juga. Namun karena memiliki kemampuan, kami angkat untuk membantu mengajar di TPA,” terangnya.
Adi menceritakan, awal dirinya mengetahui IM ditangkap saat didatangi aparat dari Intelijen Polres Bontang yang memberitahukan jika IM sudah diamankan di Mapolres dan HP-nya dibawa oleh petugas.
“Saya tidak tahu ditangkapnya di mana. Yang jelas bukan di ponpes, bukan juga di rumah beliau (IM, Red.),” kata Adi.
Meski tahu kalau IM sudah ditangkap, namun Adi mengaku tak tahu persis penyebab kejadian yang menimpa ‘atasannya’ tersebut. Barulah setelah kabar tak sedap ini terekspos ke media massa, dirinya pun mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. “Setelah saya baca koran Bontang Post, baru saya tahu kejadian sebenarnya,” ucapnya.
Meski tak pernah melihat secara langsung gelagat aneh yang dilakukan IM, namun dua bulan terakhir Adi sempat merasakan kelakuan berbeda dari para santriwati. Di mana, jika biasanya mereka rajin salat dan mengaji ketika disuruh, namun dua bulan terakhir kondisi tersebut berbanding terbalik. Para santriwati lebih cenderung tidak mau mengaji dan salat berjemaah di musala dan memilih beraktivitas di dalam kamar mereka masing-masing.
“Biar saya bawakan sapu mereka juga tidak mau turun ke musala. Saya tanya kenapa, mereka juga tidak mau menjawab. Mungkin saat itu mereka juga mendapat tekanan,” sebutnya.
Namun kini pasca penangkapan, Adi mengaku kondisi tersebut sudah kembali normal seperti semula. Para santriwati yang sebelumnya diduga berada di dalam tekanan, kini perlahan sudah mulai beraktivitas normal seperti sedia kala. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: