bontangpost.id – Jika paket pengerjaan peningkatan Jalan Asmawarman telah masuk tahapan lelang ulang, kondisi berbeda justru menimpa program penurapan Sungai Bontang. Kabid Sanitasi, Air Minum, dan Sumber Daya Air Dinas PUPRK Karel mengatakan tipis peluang untuk melakukan proses lelang ulang.
“Harus dikaji dulu. Tetapi kecil kemungkinan itu (proses lelang) dilakukan,” kata Karel.
Pertimbangannya ialah saat ini masuk perubahan iklim. Bahkan beberapa hari belakangan Bontang kerap diguyur hujan deras. Tentunya kondisi ini membuat pengerjaan sulit dilakukan. Terlebih jika air situasinya pasang. Belum lagi, saat ini material batu gunung susah didapkan. Lantaran ada penertiban terkait tambang galian C.
“Biasanya material itu didapatkan di Kilometer 11-14 Jalan Poros Bontang-Samarinda. Tetapi sekarang ada penertiban jadi itu juga masuk pertimbangan kami,” ucapnya.
Di tambah, waktu efektif pengerjaan jika lelang diulang tersisa 1,5 bulan. Oleh sebab itu, Dinas PUPRK tidak mau ambil risiko. Sementara Kepala Dinas PUPRK Tavip Nugroho menjelaskan ketika dipaksa paket pekerjaan ini dilelang maka kontraktor akan kesulitan untuk menyelesaikannya.
“Tunggu saja sampai ada legalitas terkait batu gunung,” kata Tavip.
Menurutnya pemerintah tidak boleh mengambil material sembarangan. Mengingat ada pajak. Takutnya memakai barang illegal. Konstruksi tersebut bersifat komposit bukan pemancangan sheet pile. Diperkirakan kebutuhan batu gunung mencapai seribu rit.
“Volumenya 4 ribu kubik. Saya tunggu regulasi itu sehingga ditunda dulu. Boomerang jika kontrak ternyata tidak ada material tentu tidak terserap juga anggarannya,” sebutnya.
Pemasangan sheet pile tidak bisa dilakukan di lokasi pengerjaan. Karena konstruksi seperti ini menimbulkan getaran. Pasalnya areanya berdekatan dengan hunian warga. “Kalau sheet pile rusak semua rumah warga,” tutur dia.
Keputusan Dinas PUPRK layaknya buah simalakama. Jika tidak terealisasi maka akan mendapat rapor merah sehubungan penyerapan anggaran. Namun di sisi lain kelangkaan material juga layak untuk dipertimbangkan. Diketahui, paket penurapan sungai ini bersumber dari bantuan keuangan (Bankeu) Pemprov Kaltim. Pagu anggaran mencapai Rp 22,9 miliar.
Awalnya penurapan ini menyambungkan konstruksi lama. Tepatnya dari jalan Brokoli, samping SDN 010 Bontang Utara hingga jembatan di dekat SD Betlehem. Total panjang penurapan sebesar 500 meter. Kanan dan kiri sisi sungai. Dengan ketebalan di ujung atas mencapai setengah meter.
Saat proses pelelangan tender sebelumnya, sampai dalam tahap sanggah banding. Bahkan kontraktor yang sebelumnya dinyatakan menjadi pemenang dan dianulir, diterima sanggah bandingnya. (*/ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: