BONTANG – Obyek wisata Pulau Beras Basah dipadati oleh pengunjung, kemarin (29/12/2019). Jumlahnya diprediksi hingga 2 ribu mulai dari pagi hingga sore hari. Sayangnya pengunjung meninggalkan panorama yang tidak indah. Sebab, sekira setengah ton sampah plastik berserakan di tepi pantai. Setelah melalui proses penimbangan.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Kota (Sekkot) Bontang Aji Erlynawati. Ia menyebut kesadaran pengunjung untuk menjaga lingkungan masih kurang. Padahal, sarana penunjang seperti bak sampah telah disediakan di sejumlah titik.
“Saya lihat (bak sampah) masih ada yang kosong. Tetapi memang sampahnya banyak yang tidak dimasukkan di situ. Melainkan dibuang di tepi pantai,” kata Aji saat turun melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pulau Beras Basah.
Sampah tersebut berwujud botol plastik minuman, kantong plastik, dan bungkus makanan. Ia menyayangkan kondisi ini bisa terjadi. Pasalnya, Pulau Beras Basah merupakan obyek wisata andalan Kota Bontang.
“Pemerintah ingin mereka (pengunjung) tidak membuang sampah sembarangan itu sudah sebuah tindakan luar biasa,” ucapnya.
Sementara, Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispopar) Bambang Cipto Mulyono mengatakan angka pengunjung ini tidak seperti hari libur umumnya. Biasanya, maksimal total pengunjung hanya mencapai 1.500 orang.
“Memang penuh tadi (kemarin) pagi itu. Mungkin karena ini akhir pekan jelang tahun baru. Jadi banyak pengunjung yang anak-anaknya masih libur sekolah. Pengunjung rata-rata berasal dari Kukar, Kutim, dan Samarinda,” kata Bambang.
Terkait dengan pengelolaan, nantinya Pemkot Bontang akan membuat suatu regulasi. Ada kemungkinan pengelolaan Pulau Beras Basah bakal dipercayakan kepada pihak ketiga. Tujuannya agar kawasan obyek wisata tersebut lebih tertata rapi.
“Tugas dari pihak ketiga itu terkait pengelolaan. Baik dari segi kebersihan maupun pengamanan,” sebut dia.
Kegiatan bersih lingkungan ini dalam rangka edukasi warga. Agar pengunjung juga dapat merawat kebersihan lingkungan. Harapannya, sampah tersebut tidak dibuang di obyek wisata melainkan dibawa pulang.
Selain itu, hasil rapat dengan Badan Perencanaan, Penelitiaan, dan Pengembangan (Bapelitbang) akan dibentuk tim percepatan pembangunan pariwisata. Dengan melibatkan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. Mulai dari segi lingkungan dan sarana transportasi penunjang.
“Kami nanti bagi peran. Tidak mungkin ditangani oleh Dispopar sendiri terkait obyek wisata. Baik yang dimiliki Pemkot maupun pihak swasta,” terangnya.
Pembentukan tim ini ditargetkan rampung pada awal tahun depan. Selain itu, Pemkot Bontang juga menunggu penyelesaian Perda Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah (RIPPDA). Statusnya masih dalam pembahasan oleh Komisi II DPRD.
“Karena obyek wisata ini dapat menyumbang pendapatan asli daerah (PAD),” pungkasnya. (*/ak/kpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: