Kisah Inspiratif Warga Bontang: Nurhan (220)
Memperjuangkan Hak Asasi Manusia (HAM) terutama kesejahteraan dan hak-hak pekerja menjadi tugas Nurhan sehari-hari. Berbagai ancaman dan teror kerap kali dia dapatkan, hingga nyawanya terkadang jadi taruhan. Namun Nurhan berprinsip, selama hal itu berjalan di atas peraturan dan kebenaran, maka tak sedikit pun dia mundur.
Bambang, Bontang
Sejak terpilih sebagai Ketua DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Bontang pada 2004 lalu, aktivitasnya banyak disibukkan dengan urusan memperjuangkan hak dan kesejahteraan para tenaga kerja di Bontang. Meski tak mendapat upah sepeser pun, dia rela mengabdikan dirinya untuk memperjuangkan itu semua.
Berbagai persoalan tentang ketenagakerjaan sudah sering dia perjuangkan. Seperti pemberian upah yang tidak sesuai dengan Upah Minimun Kabupaten/Kota (UMK), hak-hak pekerja yang di PHK, hingga penentangan terhadap perusahaan yang mengambil tenaga kerja dari luar, sementara pekerja lokal banyak diabaikan.
Dalam memperjuangkan itu semua, dirinya murni melakukannya dari hati walau tidak mendapat upah sepeser pun. Selama menahkodai SPSI Bontang, banyak suka duka yang sudah dia hadapi.
Sukanya kata Nurhan, dapat mengenal banyak pekerja yang sebelumnya dia tidak kenal, akhirnya menjadi kenal. Serta merasa senang jika dapat menolong pekerja yang terzalimi masalah upahnya. Sementara dukanya, terkadang yang dihadapi adalah perusahaan-perusahaan besar yang tidak mau tahu terhadap kesejahteraan karyawannya.
“Dalam menyelesaikan masalah, tentu kami di SPSI selalu mengedepankan tindakan persuasif. Kami juga bekerjasama dengan pemerintah dalam hal ini Dinas Tenaga kerja. Kami berikan pemahaman aturan di dalam Undang-Undang. Kalau memang semua itu sudah dilakukan namun tidak ada titik terangnya, terpaksa langkah terakhir yang harus ditempuh adalah dengan demo,” terangnya.
Meski memiliki niat yang baik, namun dalam perjalanannya tidak semulus yang dibayangkan. Ancaman dan teror kerap dia terima dari berbagai pihak. Namun baginya, selama yang dia lakukan itu berjalan di atas peraturan dan kebenaran, tak membuatnya mundur.
Kedepan lanjut Nurhan, tantangan SPSI akan lebih besar lagi. Pasalnya, rencana adanya dua mega proyek yakni kilang minyak dan NPK Cluster. Tentu akan menyerap banyak tenaga kerja. Yang akan SPSI proteksi adalah, jangan sampai nantinya banyak pekerja yang justru berasal dari luar daerah, sementara warga lokal tidak diberdayakan. “Ini jangan sampai terjadi. Kedua mega proyek ini nantinya harus memberdayakan warga Bontang,” sebutnya.
Adapun program SPSI ke depan, dirinya ingin menggelar seminar tentang pencegahan penyakit HIV/AIDS di tempat kerja. Pihaknya pun juga berencana melakukan seminar uji materi di Mahkamah Konstitusi (MK) Jakarta terkait hak-hak pekerja yang terkena PHK.
“Namun karena anggaran defisit, kami belum tahu apakah seminar uji materi nantinya bisa kami laksanakan atau tidak. Intinya, program-program yang kami buat, akan mengarah kepada kesejahteraan pekerja dan keluarganya,” pungkasnya. (bersambung)
Tentang Nurhan
Nama : Nurhan, SH
Tempat, Tgl Lahir : Sulbar, 11 September 1962
Alamat : Jalan WR Supratman RT 58 nomor 20 Kelurahan Berebas Tengah
Orang tua : H. Halim (Alm) – Hasanam (Alm)
Istri : Rosmi Ali (Alm)
Anak :
- Andi Novita Anggraini
- Andi Febriani Kusuma Putri
Pekerjaan : Wirausaha
Riwayat Organisasi :
- Ketua DPC Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI)
- Ketua LSM Peduli Dampak Lingkungan
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: