Kisah Inspiratif Warga Bontang: Ali Hamdi (278)
Tumbuh di lingkungan yang kental dengan agama, mengantarkannya kini menjadi imam di Masjid Al-Furqon BTN-PKT. Namun siapa sangka, dirinya pernah bekerja sebagai loper koran sebelum menjadi imam.
Muhammad Zulfikar Akbar, Bontang
ALI Hamdi mengawali kisahnya di perantauan pada 1989 silam. Kala itu, putra asli Mataram, Lombok ini merantau ke Samarinda dan bekerja sebagai loper koran Harian Manuntung, cikal bakal Kaltim Post (induk Bontang Post). Sembari berjualan koran, Ali pun juga sebagai muazin di beberapa masjid di Kota Tepian.
Seperti di Rumah Sakit Islam, di kawasan Karang Asem, hingga di masjid yang kini menjadi Islamic Center Samarinda. “Sudah sejak di kampung (Mataram, Red.) sudah jadi imam dan muazin. Waktu di Samarinda ya tetap sama sambil jual koran,” katanya.
Sekira dua tahun bergelut di Samarinda, Ali pun memutuskan untuk kembali hijrah menuju Bontang pada 1991. Saat itu, Ali ditunjuk oleh jemaah setempat menjadi imam dan muazin di Masjid Al-Aqrobun Gunung Sari. Sejak itu, pengalamannya menjadi imam di beberapa masjid di Bontang pun dimulai. Tercatat, Ali juga pernah menjadi imam di Masjid Al-Muhajirin, Masjid Al-Falah, dan masjid di sekitar kuburan Pisangan. “Di Masjid Al-Furqon ini baru sekitar 3 tahun. Sebelumnya di Masjid Al-Falah pernah sampai 11 tahun,” jelas suami dari Artisah ini.
Menjadi imam, bagi Ali merupakan salah satu jalan dakwah. Menurutnya, cara imam berdakwah adalah melalui lantunan ayat-ayat suci Alquran. Nyaris tak ada duka selama dirinya 26 tahun menjadi imam masjid. “Kebanyakan nikmat Allah yang saya rasakan selama menjadi imam,” ucapnya.
Meski bukan seorang hafiz, keindahan suaranya dalam melantunkan ayat suci Alquran jadi faktor dirinya terpilih sebagai imam. Tak hanya itu, dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) tingkat provinsi, Ali kerap mewakili Bontang dan pulang dengan menjadi juara. “Sejak 1992 sudah ikut lomba. Pernah dapat juara 3 di Tarakan, juara harapan di Sangatta, juara 2 di Tarakan lagi. Alhamdulillah,” syukurnya.
Berkat capaian prestasinya, berkali-kali dia menjadi tentor dan membimbing wakil-wakil MTQ maupun perlombaan Alquran lainnya dari Kota Taman. Berbagai perlombaan tingkat nasional di Surabaya hingga Jogjakarta pun sering diikutinya, baik sebagai pembimbing maupun juri.
Teranyar, dirinya telah membimbing tujuh siswa SD Kreatif Muhammadiyah Bontang berlaga dalam Olimpiade Quran Science and Art se Asia Tenggara, April lalu di Bandung. Dari bimbingannya, SD Kreatif berhasil menggondol tiga medali emas, dua medali perak, dan satu medali perunggu. “Alhamdulillah bisa mengharumkan nama Bontang. Saingannya dengan sekolah Muhammadiyah se Indonesia dan sekolah islam dari negara sahabat seperti Malaysia, Brunei Darussalam, dan Thailand,” ujar Ali.
Agar Alquran semakin membumi, Ali pun dipercaya menjadi kepala sekolah Rumah Quran yang didirikan oleh para jemaah masjid. Rumah Quran yang berdiri di Jalan Haruan Gang Piranha Kelurahan Tanjung Laut Indah, Kecamatan Bontang Selatan ini menampung sekitar 36 siswa yang dididik menjadi hafiz quran. Bahkan, salah satu muridnya menjadi juara dalam MTQ tingkat Kaltim di Penajam Paser Utara, beberapa waktu lalu. “Murid saya namanya Faisal, juara 3 saat MTQ Kaltim kategori tilawah satu juz,” jelasnya.
Sekolahnya pun tergolong unik. Seluruh siswanya tidak dibebankan untuk membayar uang sekolah, hanya bayar seikhlasnya melalui kotak amal. Pun uang tersebut digunakan kembali untuk membeli buku-buku iqro ataupun buku pelajaran lain yang dibutuhkan dalam belajar. “Pernah kecolongan, hilang sampai Rp 4 Juta. Sekarang kami kasih pagar, semoga tidak kemalingan lagi, he he,” ujar kakek enam cucu ini.
Ali pun berbagi tips untuk menghapalkan Alquran dengan menggunakan metode yang disebut Talaqqi. Metode tersebut mengharuskan guru atau tentor melafalkan satu ayat, yang kemudian dibacakan ulang oleh murid-muridnya atau yang diajarkan. Cara tersebut dilakukan sampai satu ayat itu berhasil dihapalkan. “Kalau sudah hapal satu ayat, baru lanjut ke ayat berikutnya. Begitu seterusnya,” katanya.
Dirinya pun menghimbau agar mengajarkan menghapalkan Alquran sejak usia dini. Sebab, ingatan anak-anak masih sangat kuat untuk menghapal ayat-ayat suci. “Sebenarnya yang dewasa juga cepat menghapal, tapi cepat juga hilang, he he,” candanya. (bersambung)
Tentang Ali
Nama: Ali Hamdi
TTL: Mataram, Lombok, 11 Maret 1964
Alamat: Mes Masjid Al-Furqon Jalan Meranti BTN-PKT
Istri: Artisah, S.Pd
Anak: 7 orang
Cucu: 6 orang
Profesi saat ini:
– Imam Masjid Al-Furqon
– Kepala Sekolah Rumah Quran
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: