JAKARTA— Pemilu 2019 secara umum berlangsung lancar. Polri memandang hanya ada gejolak-gejolak kecil, seperti tersebarnya video surat suara yang dicoblos lebih dulu sebelum digunakan pemilih. Gejolak kecil itu diminta jangan dianggap remeh, sebab bisa mengurangi legitimasi pilpres 2019.
Dari pantauan Jawa Pos, setidaknya ada sembilan video soal surat suara tercoblos sebelum digunakan pemilih. Berdasarkan video itu, peristiwa terjadi di berbagai daerah. diantaranya, Banten dan Madura. Hampir semua video itu diambil di sebuah tempat pemungutan suara (TPS) dan terlihat banyak orang yang berada di lokasi tersebut.
Karopenmas Divhumas Polri Brigjen Dedi Prasetyo menjelaskan, kendati tersebar sejumlah video pencoblosan sebelum waktunya, namun hingga saat ini Polri belum menerima informasi atau laporan semacam itu. ”sebagai anggota Sentra Gakkumdu belum ada laporan semacam itu,” jelasnya.
Masyarakat diharapkan hanya percaya terhadap informasi yang terklarifikasi dari penyelenggaran pemilu, seperti KPU dan Bawaslu. ”Konten semacam itu bisa jadi diedit,” tuturnya ditemui di kantor Divhumas Polri kemarin sore (17/4).
Namun, bila masyarakat menemukan adanya kejadian semacam itu. alangkah baiknya bila segera melapor ke Panwaslu. Bukan justru menyebarkannya ke media sosial. ”Nantinya, Panwaslu akan menilai kejadian tersebut, kalau dianggap ada tindak pidana pemilu akan diserahkan ke sentra gakkumdu,” jelasnya.
Penyebaran video tercoblosnya surat suara sebelum dipakai itu perlu diakui akan menyerang legitimasi hasil pilpres 2019. Dedi menjelaskan, Polri berupaya untuk fokus mengamankan secara nasional, apalagi pasca pencoblosan. ”Masyarakat diharapkan membantu ,” tuturnya.
Dia menjelaskan, salah satu yang krusial pasca pencoblosan adalah klaim kemenangan karena quick count. Memang hasil quick count itu merupakan prediksi, namun alangkah baiknya bila semuanya menunggu hasil perhitungan manual. ”yang resmi itu kan yang manual,” jelasnya.
Terkait keamanan pemilu, dia menuturkan bahwa secara umum keamanan sangat kondusif. Pemilu 2019 berjalan lancar tanpa ada kejadian menonjol. ”Tidak ada halangan apapun,” ujarnya.
Bahkan, klaim boikot dari kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) juga tidak ada. Dia menjelaskan, sama sekali tidak ada laporan soal pembakaran kotak suara di Papua. ”Gak ada itu,”tuturnya. (idr/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post