bontangpost.id – Wakil Ketua DPRD Bontang Agus Haris menanggapi pidato perdana Wali Kota Bontang Basri Rase dalam rapat paripurna yang dihelat di Sekretariat DPRD, Selasa (27/4/2021) pagi. Beberapa hal ditandai politikus Gerindra itu. Paling mencolok, soal abstraknya diksi Bontang Hebat dan Beradab yang digunakan Basri-Najirah untuk pembangunan kelak.
Agus Haris menjelaskan Basri-Najirah harus bisa membedah pengertian Bontang Hebat dan Beradab yang menjadi jargon keduanya sejak pilkada. Bahkan untuk pembangunan kelak.
Dua kata itu menurutnya cukup abstrak. Hampir tak bisa dipahami maknanya. Oleh sebab itu, Agus Harus meminta Basri-Najirah membedah maksud Bontang Hebat dan Beradab. Dengan memberikan indikator yang jelas. Serta memaparkan bagaimana aktualisasinya kelak. Tidak hanya berakhir menjadi jargon.
“Hebat dan beradab. Bedah itu. Kasih kami pemahaman. Kasih indikator. Misal hebat, indikatornya apa, beradab apa. Biar kami paham,” ujar legislator dari Partai Gerindra ini.
Dia bilang, sebuah visi harus diaktualisaakan dalam misi. Dan misi digambarkan dalam kehidupan sehari-hari. Makanya harus jelas makna “Hebat dan Beradab” itu. Bila semua sudah jelas, utamanya soal indikator capaiannya, maka masyarakat bisa menerjemahkannya dengan baik.
“Kami bukan pemerintah. Pemerintah itu eksekutif. Kami hanya unsur penyelenggaraan,” ujarnya.
Beberapa, kata dia, secara umum dipahami, Bontang di bawah kepemimpinan Basri-Najirah ingin fokus pada pengembangan UMKM dan pariwisata, serta penanganan banjir.
Namun karena Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Basri-Najirah belum disusun, Agus Haris tak mau berkomentar lebih jauh. Dia akan menunggu sampai RPJMD diserahkan ke dewan untuk dibahas. Nanti pihaknya bakal beri masukan dan pertimbangan. Sarankan hebat dan beradab diperjelas.
“Kami belum pegang RPJMD-nya jadi belum banyak bisa dikomentari,” tandasnya.
Dalam pidatonya, Wali Kota Basri mengatakan soal misi pembangunan Bontang yang berkelanjutan. Kemajuan dan pertumbuhan ekonomi mesti selaras dengan daya dukung lingkungan.
Penurunan produktivitas sektor migas mesti disikapi dengan mendorong pertumbuhan di sektor lain. Di antaranya mengembangkan sektor pariwisata. Dengan mengoptimalkan keragaman seni dan budaya lokal Bontang.
“Pengembangan pariwisata pada gilirannya dapat mendorong permintaan jasa dan pelayanan serta berkembangnya sektor industri kreatif dan UMKM,” bebernya.
Seluruh kerangka kerja ini, sebutnya, bakal tertuang dalam RPJMD sesuai visi terwujudnya Bontang yang hebat dan beradab.
“Visi ini pada pada dasarnya merupakan cita-cita bersama untuk wujudkan Kota Bontang yang hebat pemerintahannya, hebat masyarakatnya, dan hebat kotanya,” tandasnya.(*)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post