SAMARINDA – Sukses mendulang satu kursi di DPRD Kaltim lewat daerah pemilihan (dapil) Samarinda pada pemilihan legislatif (pileg) 2014, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) meningkatkan target dalam pemilu 2019. Di dapil ibu kota provinsi tersebut, PKB bakal berusaha mendapatkan dua kursi.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PKB Samarinda, Jahidin mengatakan, kehadiran mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kaltim Herwan Susanto akan menyumbang suara signifikan bagi partai besutan Muhaimin Iskandar tersebut.
Namun tidak menutup kemungkinan pula akan menjadi “bumerang” bagi Jahidin. Sebab keduanya akan bersaing untuk mendapatkan kursi di dapil yang sama. Sementara sebagian besar partai diprediksi hanya akan diwakili satu anggota dari 12 kursi yang diperebutkan.
“Kami ikhlas untuk bersaing yang sehat. Siapa yang signifikan perolehan suaranya, itulah yang akan mewakili PKB. Saya kira soal alokasi kursi, hampir rata-rata partai hanya dapat satu kursi,” katanya, Rabu (10/10) kemarin.
Namun keduanya dapat menyumbang suara untuk mendapatkan dua kursi di dapil Samarinda. Pasalnya, kedua politisi tersebut memiliki basis massa pendukung yang berbeda di Kota Tepian.
“Jadi sulit juga diprediksi. Siapa tahu keberuntungan buat PKB. Sehingga bisa dapat dua kursi. Karena bagaimana pun, Herwan itu pasti membawa simpatisannya ke PKB,” ucapnya.
Sebagai Ketua Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Samarinda itu yakin, suara yang didapatkannya pada pileg 2014 tidak akan berkurang. Justru sebaliknya, akan bertambah seiring pengabdian selama menjadi wakil rakyat di Gedung Karang Paci.
Pada pemilu sebelumnya, Jahidin mendapatkan 7.000 suara. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah. Sebab basis massa pendukung terus bergeliat serta dipastiskan memberikan dukungan kepadanya.
“Saya tidak hanya berharap dapat suara dari basis PKB saja. Karena ada beberapa organisasi yang saya pimpin, semuanya membawa massa dengan jumlah yang berbeda,” sebutnya.
Dia menyebut, sejatinya jika tidak terdapat kesalahpahaman dari pemilih dan penyelenggara pemilu, maka dipastikan dia dapat memperoleh 9.000 suara. Hal itu dilihat dari pemilih yang mencoblos secara bersamaan antara gambar dirinya dan partai.
Pencoblosan antara caleg dan partai tersebut berdampak buruk. Petugas Tempat Pemungutan Suara (TPS) mengalihkan suara itu pada partai. Mestinya, jika dikoreksi secara langsung, suara itu dihitung sebagai suara Jahidin.
Namun demikian, di pemilu mendatang para pemilihnya telah diberikan pengarahan. “Kurang lebih ada 2.000 suara dulu yang masuk ke suara partai. Saya usahakan itu tidak lagi terulang,” tutupnya. (*/um)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: