bontangpost.id – Kepolisian sudah menyimpulkan penyebab kecelakaan di turunan Muara Rapak, Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan yang melibatkan dua truk molen. Diduga kuat Alex Thomas (61), sopir truk dengan nomor polisi AB 9034 AK itu lalai. Sehingga menyebabkan dirinya meninggal.
Direktur Lalu Lintas Polda Kaltim Kombes Sonny Irawan menyebut, kesimpulan itu dibuat setelah petugas Subdit Gakkum Ditlantas Polda Kaltim dan Unit Laka Lantas Satlantas Polresta Balikpapan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Petugas juga memeriksa sejumlah saksi mata.
Sonny mengatakan, truk molen milik PT Fortuna Ready Mix itu juga tak luput dicek kondisi kendaraannya. “Rem masih berfungsi dan tidak ada kebocoran. Kami simpulkan diduga ada kelalaian karena stabilitas psikologi. Sehingga pengemudi tidak sempat mengerem,” jelasnya.
Truk 10 roda itu diketahui memuat beton cair seberat 10 ton. Sedangkan KIR kendaraan diketahui telah mati sejak 1,4 tahun lalu. Sementara sopir mengantongi SIM dan STNK yang sudah sesuai peruntukannya. “Kami sudah berkoordinasi dengan Dishub (Dinas Perhubungan) bagaimana legalitas dan keabsahan dari KIR itu,” urainya.
Dia menjelaskan, sebelum terjadi kecelakaan, truk dari Kilometer 13, Jalan Soekarno-Hatta hendak menuju lokasi proyek pelebaran jalan di Simpang Muara Rapak. Truk sempat menyenggol angkot. Sehingga diduga sopir panik dan menabrak pagar pembatas proyek pelebaran jalan dan berhenti setelah menabrak truk molen lainnya yang terparkir di kawasan tersebut.
“Mungkin kaget dan gugup saat menyenggol angkot. Dia mengambil arah sebelah kiri. Tidak sempat mengerem dan menabrak truk molen lain yang sedang melakukan proyek pelebaran jalan,” paparnya.
TAK TURUNKAN TIM
Kecelakaan maut pada kegiatan pelebaran turunan Muara Rapak, Selasa (27/12) lalu, turut menjadi atensi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Meski tidak mengirimkan tim investigasi untuk menyelidiki penyebab kecelakaan, lembaga non-struktural di lingkungan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) itu tetap mengumpulkan data terkait kecelakaan. Sebagai bahan untuk mengevaluasi penerapan rekomendasi KNKT, setelah kecelakaan maut yang sebelumnya terjadi di turunan Muara Rapak. Di mana dalam kecelakaan awal 2022 itu menewaskan lima orang.
Senior Investigator KNKT Ahmad Wildan mengatakan, pihaknya sedang mengumpulkan beberapa data faktual. Lalu melakukan desk investigation untuk penelitian terhadap dua kecelakaan di turunan Muara Rapak itu.
“Kami tidak turun investigasi. Tetapi saya sedang meminta data dari teman-teman di Kaltim terlebih dahulu. Nanti kami melakukan monitoring dan evaluasi terkait rekomendasi kami sebelumnya,” kata dia saat dikonfirmasi Kaltim Post, Rabu (28/12).
Wildan menambahkan pada penelitian dengan mengumpulkan data faktual tersebut, KNKT akan melakukan pemeriksaan. Untuk melihat kasus kecelakaan truk pengaduk itu, memiliki kesamaan atau tidak dengan kasus kecelakaan truk kontainer pada Januari lalu.
Berdasarkan hasil investigasi KNKT di tabrakan beruntun truk tronton di Simpang Muara Rapak pada 21 Januari 2022, kegagalan pengemudi dalam mengantisipasi jalan turunan panjang menjadi penyebabnya. Di mana kendaraan mengalami rem blong. Truk tronton yang membawa peti kemas 20 feet berisi 20 ton kapur pembersih air itu menghantam empat mobil penumpang dan 14 sepeda motor.
Kecelakaan itu mengakibatkan korban jiwa 5 orang meninggal dan 30 orang mengalami luka-luka. Maka, KNKT menyampaikan empat rekomendasi untuk mencegah kejadian kecelakaan tabrakan beruntun truk tronton itu tidak terulang.
Pertama adalah melakukan pemisahan lalu lintas dengan memisahkan antara lalu lintas kendaraan barang dengan kendaraan lainnya. Mengatur waktu operasinya dengan memusatkan pusat pergerakan kendaraan barang hanya dari satu pintu untuk memudahkan pengendalian dan pengawasannya. Yaitu dari Terminal Peti Kemas Kariangau (Kaltim Kariangau Terminal/KKT). Kendaraan barang hanya beroperasi saat volume lalu lintas lainnya rendah (off peak hour).
Rekomendasi kedua adalah menyediakan fasilitas transit bagi kendaraan barang sebelum memasuki Balikpapan pada kondisi low traffic. Fasilitas transit tersebut harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai seperti tempat parkir, tempat istirahat, toilet, SPBU, kantin, bengkel, hingga tempat pengujian kendaraan bermotor.
Rekomendasi ketiga adalah memberikan edukasi kepada pengemudi kendaraan barang terkait teknologi sistem pengereman di kendaraan barang dengan baik dan benar. Pengemudi kendaraan barang harus diberi edukasi terkait pelaksanaan pre-trip inspection pada kendaraan barang.
Pengemudi kendaraan barang harus diberi edukasi terkait regulasi pemerintah, terkait bahaya kendaraan over dimension over load (ODOL), pengaturan waktu masuk Balikpapan, serta pengaturan lalu lintas lainnya. Rekomendasi keempat adalah melakukan identifikasi kondisi geometrik jalan di Balikpapan. Untuk mengetahui potensi bahayanya, lalu siapa yang apa berisiko terpapar hazard atau bahaya tersebut.
Penyediaan fasilitas perlengkapan jalan sebagai bagian dari self explaining road. Penyediaan fasilitas perlengkapan jalan dan bangunan pelengkap jalan berupa pagar pengaman jalan serta jalur penyelamat sebagai bagian dari forgiving road.
“Nanti kami akan monitoring dan evaluasi rekomendasi yang terdahulu tindak lanjutnya bagaimana. Januari (2023), insyaallah kami akan turun melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rekomendasi KNKT,” ujar Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Sub Komite Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (LLAJ) KNKT itu.
Maka, saat ini KNKT berkoordinasi dengan Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Wilayah XVII Kaltim-Kaltara. Untuk mengumpulkan data faktual, dengan memberikan arahan kepada BPTD Wilayah XVII Kaltim-Kaltara untuk melakukan pemeriksaan di beberapa bagian kendaraan. Hasil pemeriksaan itu, belum disampaikan kepada KNKT.
“Saya minta mereka melakukan pemeriksaan pada system airline, tabung angin, hydraulic line, dan lainnya. Saya ingin memastikan apa yang terjadi pada peristiwa ini. Hasilnya belum tahu seperti apa,” pungkasnya.
Diwartakan sebelumnya, truk molen milik PT Fortuna Ready Mix yang dikemudikan Alex Thomas diduga mengalami rem blong saat melintas di turunan Muara Rapak, Jalan Soekarno-Hatta, Balikpapan Utara, Selasa (27/12). Truk bermuatan cor beton itu menabrak pembatas jalan proyek pelebaran jalan Simpang Muara Rapak. Tak cukup di situ, truk terus melaju hingga menabrak truk molen lainnya yang parkir untuk menurunkan material.
Kondisi itu membuat Alex terjepit. Bagian depan truk yang dikendarainya juga ringsek. Mengetahui peristiwa itu, sejumlah warga mendekat. Alex pun dievakuasi oleh petugas dibantu warga sekitar. Korban yang mengalami luka di kaki, dada, dan kepala itu dibawa ke RSUD Kanujoso Djatiwibowo Balikpapan. Namun nyawa Alex tak mampu diselamatkan. Dia meninggal dunia sekitar pukul 16.00. (rom/k8)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post