Progres pembangunan Jalan Tol Balsam sudah mencapai 97,4 persen. Nilai investasi dalam proyek sepanjang 99,35 kilometer itu sebesar Rp 9,9 triliun.
BALIKPAPAN – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menyatakan progres pembangunan jalan tol Balikpapan – Samarinda (Balsam) sudah rampung 97,4 persen. Tol sepanjang 99,35 kilometer (km) ini memiliki nilai investasi sebesar Rp 9,9 triliun yang diharapkan bisa menjadi tulang punggung rencana pengembangan ibu kota negara (IKN).
Pembangunan Jalan Tol Balsam dimulai sejak November 2016. Tol pertama di Kalimantan ini terdiri dari lima seksi. Di antaranya, Seksi I ruas Balikpapan–Samboja (22,03 km), Seksi II ruas Samboja–Muara Jawa (30,98 km), Seksi III Muara Jawa–Palaran (17,50 km), Seksi IV Palaran–Samarinda (17,95 km), dan Seksi V ruas Balikpapan-Sepinggan (11,09 km).
Kementerian PUPR dan Pemprov Kaltim memberikan dukungan pembangunan konstruksi di Seksi I dan Seksi V. Pembangunan Seksi I menggunakan APBD Kaltim sebesar Rp 1,5 triliun dan APBN sebesar Rp 271 miliar. Kemudian, Rp 79,88 miliar di antaranya dialokasikan untuk pembangunan Jembatan Manggar sepanjang 613 meter.
Sedangkan dana pembangunan untuk Seksi V menggunakan APBN yang berasal dari pinjaman dari Pemerintah Tiongkok sebesar Rp 848,55 miliar atau sekitar 8,5 persen dari total investasi. Sementara Seksi II, III, dan IV pembangunannya menggunakan dana Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yakni PT Jasa Marga Balikpapan-Samarinda.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Perumahan Rakyat Kaltim Taufik Fauzi mengungkapkan, pembangunan seksi II, II, IV merupakan konsorsium dari empat sumber dana. Di antaranya PT Jasa Marga, PT Pembangunan Perumahan, PT Wijaya Karya, dan PT Bangun Cipta Kontraktor. Di mana PT Wijaya karya sebagai kontraktor pelaksana.
“Panjangnya sekitar 65 kilometer dengan dana investasi sekitar Rp 6-7 triliun. Kalau total investasi untuk keseluruhan tol hampir mencapai Rp 10 triliun,” ujarnya. Dia menyebutkan, jalan tol yang menjadi porsi badan usaha di seksi II, III, IV rencana awal akan dijadwalkan akan beroperasional pada Oktober.
Sementara tol yang menggunakan sumber dana dari pemerintah pusat dan daerah terdapat di seksi I dan V ditargetkan rampung akhir tahun. Taufik mengatakan, informasi yang diterima sejauh ini BUJT meminta ada seksi tertentu yang dibuka terlebih dahulu pada Oktober. Terutama untuk seksi II, III, dan IV. Apalagi seksi ini yang dianggap paling siap untuk bisa digunakan masyarakat.
“Mungkin ada open traffic dulu untuk uji coba, nanti Kementerian PUPR yang atur,” sebutnya. Pihaknya dalam hal ini Pemprov Kalitm sedang mengurus administrasi penyelesaian proyek jalan tol Balsam yang menggunakan porsi APBD untuk diserahkan kepada BUJT.
“Kami proses administrasi untuk hibah yang menggunakan APBD baik untuk konstruksi jalan maupun pembebasan lahan,” ungkapnya. Taufik menjelaskan, Kementerian PUPR tentu tidak begitu saja menerima proyek yang sudah dijalankan oleh pemerintah daerah.
Sebelumnya akan dilakukan evaluasi hingga serah terima kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk menilai. Sementara ini, Dinas PU Kaltim sedang mememuhi syarat administrasi, termasuk audit teknis dari Kementerian PUPR. Sehingga nanti jalan tol ini prosesnya akan dihibahkan dari gubernur Kaltim kepada Kementerian PUPR.
“Mereka yang akan mengelola melalui Jasa Marga. Pembayaran jalan tol akan diatur oleh Jasa Marga,” imbuhnya. Informasi yang beredar rencananya tarif Tol Balsam sekitar Rp 1.000 per kilometer,” tambahnya. Sehingga dengan panjang sekitar 99 kilometer, maka diprediksi biaya tol bisa mencapai Rp 99 ribu.
Jalan Tol Balsam juga digadang-gadang akan bermanfaat besar terhadap akses penghubung Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan. Pengguna tol bisa menuju bandara hanya menempuh waktu 15-20 menit dengan melewati Seksi V ruas Balikpapan – Sepinggan yang hanya berjarak sekitar 8 km dari bandara tersebut.
Harapannya pembangunan Tol Balsam menciptakan kawasan perekenomian di Kalimantan. Terutama pengembangan kawasan industri yang bergerak di sektor kelapa sawit, batu bara, migas, dan pertanian. Tidak kalah penting untuk konektivitas pembangunan IKN yang melintasi Kecamatan Samboja, Kutai Kartanegara.
Keberadan jalan tol dapat memangkas biaya logistik barang dan jasa serta waktu tempuh antar Balikpapan-Samarinda dari semula sekitar tiga jam hanya menjadi satu jam. (gel/kri/prokal)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post