BONTANG – Menjadi satu-satunya Rumah Sakit yang meraih Proper Emas, merupakan bukti nyata keberhasilan Rumah Sakit Pupuk Kaltim (RS PKT) dalam pengelolaan lingkungan. Direktur Utama PT Kaltim Medika Utama RS PKT Group Nurul Fathoni mengatakan, RS PKT selama ini telah menjadi entitas yang mengelola lingkungan hidup dari awal sampai akhir.
Dirinya memastikan semua yang terkait dengan produk dan pelayanan yang ada di RS PKT, hampir semuanya berimplikasi terhadap lingkungan. Untuk itu, ia menyebut PT KMU memiliki komitmen yang kuat tentang pengelolaan seluruh entitas di Rumah sakit, sebagaimana memperlakukan makhluk hidup.
“Apapun yang masuk ke dalam lingkup rumah sakit, harus terkelola, terscreening, dan teridentifikasi dengan baik. Harus sesuai dengan standar yang berlaku,” katanya, Senin (11/6).
Nurul meyakinkan hasilnya pun harus sesuai dan akan dipantau, agar bisa menghasilkan produk dan proses yang aman dan ramah lingkungan. RS PKT memandang, sangat perlu untuk memiliki manajemen dan administrasi yang tertata dengan baik.
“Juga perlu sistem dan proses yang dapat mengendalikan risiko pencemaran dan kerusakan lingkungan. Begitu juga dengan upaya agar selalu fokus terhadap produksi yang bersih dan ramah untuk lingkungan,” jelasnya.
Ia juga memaparkan, RS PKT selama ini juga berusaha untuk selalu terstandarisasi. Baik sertifikasi-sertifikasi seperti ISO, akreditasi dan lainnya. Begitu pula upaya untuk selalu berkontribusi di lingkungan melalui community development atau CSR.
“Untuk kegiatan CSR kita sangat banyak. Kami memiliki kerja sama dengan klinik dhuafa, pendidikan, dan pengembangan perekonomian, serta instansi lainnya,” paparnya.
Secara lingkaran pengelolaan, Nurul menilai RS PKT masih mengelola secara konvensional dan masih banyak proses yang harus dilalui. Ke depannya dia berharap, agar bisa terus mempertahankan standar untuk tetap meraih proper emas.
“Kami bukan untuk mendapatkan emasnya, namun emas ini bisa menggambarkan performa pengelolaan yang baik. Ini tidak mudah, karena di setiap tahunnya ada standar-standar tinggi yang harus dipenuhi dari sebelumnya,” ucapnya.
Sementara itu Direktur RS PKT dr Dina Lailani mengucap syukur atas prestasi tersebut. Karena sudah sebanyak 6 kali RS PKT telah meraih proper emas sejak tahun 2012. Ia mengatakan, selama ini RS PKT telah memiliki implementasi dan bukti nyata yang telah dilakukan.
“Seperti di radiologi, tahun ini kami tidak lagi menggunakan cairan untuk yang mengandung B3. Tetapi kami sudah menggunakan radiologi tanpa limbah,” ujar Dina.
Selain itu, Pupuk Kaltim juga telah memanfaatkan limbah medis yang bukan B3, agar bisa didaur ulang dan dimanfaatkan. Seperti bekas-bekas botol infus dan disinfektan yang dicacah dan disesuaikan, agar bisa digunakan lagi dan menghasilkan income untuk hal lainnya.
Dina menambahkan, untuk pohon-pohon sekitar Pupuk Kaltim yang menghasilkan daun-daun yang berguguran, telah dijadikan pupuk kompos. “Secara undang-undang pengelolaan, RS PKT menjadi satu-satunya yang dikelola oleh PT KMU yang mempunyai insinerator yang sudah memiliki izin. Bahkan kami membantu klinik-klinik sekitar yang tidak bisa mengelola limbah medis untuk pengelolaannya,” pungkasnya. (*/ifa/ser)