BONTANG – Tak kuat menahan sakit akibat sering dipukuli sang ayah, FT (16) mengumpulkan keberanian untuk kabur dari rumah dan berlari ke Polsek Bontang Selatan, Selasa (24/4) kemarin.
FT – sapaannya– dan ayahnya bernama Yani terkenal dengan sebutan manusia gerobak. Lantaran keduanya selalu keliling Bontang dengan gerobak, untuk mengumpulkan barang-barang bekas.
Aktivitas bapak dan anak ini dilakukan sejak FT masih bayi. Pekerjaan itu sudah dilakukan selama bertahun-tahun demi memenuhi kebutuhan hidup keduanya.
Kejadian pemukulan ini terjadi Selasa (24/4) pagi. Seperti biasanya, FT diajak ayahnya mendorong gerobak. Namun FT menolak. Mendapat penolakan, Yani langsung marah dan memukul FT.
“Saat bangun tidur, dipukul kepala saya, ditarik, punggung dan kaki diinjak. Sampai sakit semua, sampai hampir enggak bisa jalan,” ungkap FT di Polsek Bontang Selatan.
FT mengaku, ia sebenarnya sudah tidak ingin ikut mendorong gerobak dengan ayahnya, lantaran malu dan ingin kerja sendiri. Tapi Yani selalu mengajak dan memaksa agar terus mendorong gerobak keliling Bontang dari pagi hingga malam. “Saya malu dorong gerobak. Tapi Bapak maksa terus dan tiap hari aku disakiti,” katanya.
Sebagai informasi, FT hidup hanya bersama Yani. Sejak bayi hingga berumur 16 tahun selalu bersama ayahnya mendorong gerobak keliling Bontang.
Bahkan Dinas Sosial Pemkot Bontang sudah berulangkali mencoba memisahkan FT, agar bisa disekolahkan dan hidup lebih layak. Hal itu dimaksudkan agar FT tidak lagi menghabiskan waktu hanya mendorong gerobak bersama ayahnya. Namun usaha tersebut selalu gagal, karena Yani menentang keras berpisah dengan anaknya.
Kini, permasalahan mereka dijembatani oleh pihak Polsek Bontang Selatan, Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Pemberdayaan Masyarakat (Dissos-P3M) Bontang, Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga (LK3) Bontang serta P2TP2A. Dari hasil musyawarah, akhirnya FT diputuskan agar diasuh tantenya.
Yani pun diminta untuk membuat surat pernyataan, agar tidak lagi menggangu FT dan membiarkan FT diasuh tantenya. Selain itu, Yani diminta agar tidak melibatkan FT bekerja mendorong gerobak.
Sementara itu dari pengakuan Yani, dirinya memukul anaknya, lantaran jengkel karena tidak mau diajak keliling membawa gerobak. Terlebih, Yani takut anaknya dibawa lari oleh seorang laki-laki yang sempat ingin menikahi FT.
“Aku takut dia (FT, Red.) nanti dibawa lari laki-laki, karena saat itu FT mau dinikahi, tapi uang jujurannya kurang. Awalnya saya minta Rp 27 juta, lalu turun jadi Rp15 juta, tapi tidak ada juga. Jadi ya dibatalin saja. Nah jadi aku takut siapa tahu kalau aku pergi narik gerobak sendiri, nanti anakku diambil lari ama laki-laki itu. Kan rumahnya sebelahan saja,” ungkap Yani.
Dewi, petugas dari P2TP2A Bontang mengatakan, untuk sementara pihaknya yang akan mengamankan FT selama satu hari. Barulah hari ini FT diserahkan ke keluarga yang akan merawatnya dengan dibuatkan berita acara.
“Nanti setelah FT diasuh oleh tantenya bapaknya masih bisa menemuinya, tetapi rencananya FT itu mau disekolahkan sama tantenya dan kami harap bapaknya tidak melarangnya atau mengambil kembali FT,” pungkasnya. (mga)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post