MALANG – Berlibur ke tempat wisata, mungkin sudah biasa. Namun jika berlibur sembari menghafal alquran, ini yang luar biasa. Seperti yang dilakukan oleh para peserta program Boarding School Tahfiz Quran Tematik (TQT) di Baitul Hikmah.
Lailatul Fithriyah Azzakiyah, M. Pd. I, Penemu TQT menerangkan, dalam pelaksanaan periode kedua ini, Boarding School TQT berjumlah 35 peserta. Peserta berasal dari Trenggalek, Situbondo, Pati hingga Bekasi.
Sama halnya dengan berlibur para peserta merasakan nuansa yang gembira dalam mengikutinya. Boarding School adalah singkatan dari Short Course in Holiday for Overseas Learners. Disebut demikian, karena dalam pelaksanaanya peserta diwajibkan untuk menginap.
Sementara, lanjut perempuan yang lebih akrab dipanggil Ela ini, Kata Overseas Learners ini ditujukan untuk peserta yang bukan hanya berasal dari Malang, namun juga bisa berasal dari luar Malang bahkan luar Negeri. Seperti halnya pada program sebelumnya yang diikuti oleh peserta asal Singapura hingga Korea.
Mulai dari tanggal 22 hingga 30 Desember 2017 lalu, peserta diajak untuk menghafal surat Yunus, Zakariya dan Maryam di Rumah Singgah Sihabudin, Jalan Tirtomulyo, Malang. Metode menghafal yang diajarkan di TQT ini tidak hanya membuat mereka hafal, namun peserta juga akan diajarkan untuk memahami maknanya.
Para peserta yang notabane memiliki latar belakang kemampuan yang berbeda-beda ini akan merasakan kemudahan mengafal dengan metode TQT. Peserta diajak untuk menonton film kartun yang mengisahkan salah satu cerita Nabi yang ada dalam surat Alquran, lalu peserta diberikan kosa kata bahasa arab dengan artinya yang menggambarkan peristiwa yang ada dalam cerita Nabi tersebut.
Tidak cukup di situ saja, penggalan kata dari ayat-ayat beserta artinya tersebut dirangkai menjadi sebuah nyanyian agar mudah diingat. Ketika ayat surat diberikan kepada peserta untuk dihafal, peserta sudah akan sangat familiar dengan kosa kata tersebut. Maka dari itu, peserta tidak perlu wartu yang lama untuk dapat menghafalnya.
Lagi pula ada banyak tutor yang selalu siap sedia untuk mendampingi peserta dalam menghafal. Bagi peserta yang susah untuk mengingat, tutor akan selalu siap menemani peserta dalam menghafalkannya sambil bermain atau pada saat jam istirahat. Adapula permainan-permainan yang menyenangkan yang dapat mempertajam hafalan.
Kegembiraanpun juga tergambar dari kegiatan yang lain seperti outbound. Ada jaring laba-laba, estafet air, topi saya bundar hingga kotak angka. Peserta yang awalnya tidak saling kenal menjadi sangat akrab. Laiknya saudara, mereka saling memahami dan menyayangi. Ketika ada teman belum bisa hafal mereka pun ikut membantu. Ketika ada salah satu peserta yang sakit yang lain pun merasa iba dan kasihan. Begitu juga para tutornya yang selalu mendampinginya. Suasana kekeluargaan sangat kental terasa.
Bahkan saat mereka hendak berpisah mereka merasa sangat sedih. Tangispun pecah saat malam terakhir menjelang ujian munaqosyah digelar.
Keesokan harinya, Munaqosyahpun digelar. Kini, saatnya para peserta diuji kemampuan menghafalnya. Wali dari peserta yang berasal dari berbagai daerah pun seakan tak mau ketinggalan momen untuk menghadirinya. Wali dari peserta dipersilahkan untuk mengetes langsung hafalan anaknya. Sebelumnya, panitia sudah menyiapkan daftar hafalan siswa secara lengkap beserta artinya sehingga wali tidak kesulitan dalam bertanya.
Usai menjawab pertanyaan, para hadirin yang berada disitu diingatkan akan kemuliaan orang tua yang berhasil mendidik anaknya Kelak di Surga, akan mendapatkan mahkota yang bercahaya. Suasana haru pun mulai terbangun. Apalagi, Para peserta dipanggil untuk maju ke atas panggung untuk berkesempatan memakaikan mahkota pada orang tua masing-masing. Tangis pun semakin pecah saat salah satu peserta ada yang ibunya sudah almarhum, sehingga peran ibu diganti oleh perwakilan orang yang lain.
Cerita akhir tahun ini sangat berkesan bagi mereka. Kegembiraan dan rasa bangga yang sangat tinggi telah dirasakan oleh para orang tua pada anaknya, karena bisa menghafal dan memahami ayat dalam beberapa surat di Alquran.
Khusnul, wali peserta asal Bekasi ini mengaku senang, bahkan sudah tidak sabar ingin mengikutkan anaknya lagi pada program selanjutnya. Begitu juga dengan Rian Aminullah Yasin wali peserta asal Trenggalek. “Semoga pada tahun depan program ini dapat berkembang dan kami dapat mengikutkan lagi anak kami dalam program seperti ini,” kata Rian.
Berbeda dengan para orang tua yang mengaku senang. Faiz, peserta asal Pati malah merasa gelisah, karena berpisah dengan teman-teman barunya. Rasa kekeluargaan sudah terlanjur melekat. Sehingga ada kegundahan ketika hendak berpisah dengan teman-temannya.
Ketua Panitia kegiatan ini, Rillah berharap kegiatan menghafal Alquran ini dapat berjalan terus. (zul)