SANGATTA – Tidak hanya pedalaman Kutim, di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan, garam turut mengalami kelangkaan.
Menurut Sri Ainun Ahya, salah seorang pedagang sembako di Sangatta Selatan menuturkan kelangkaan sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu.
“Kami hanya mendapatkan beberapa pak garam saja dari agen di Samarinda. Dari sana kekurangan juga,” kata Ainun.
Jikapun ada, harganya mengalami kenaikan hingga berkali lipat. Sebelumnya, harga garam dalam per paknya hanya Rp20 ribu, kini menjadi Rp50 ribu.
“Tetapi saya jual perbungkus saja. Satu bungkus Rp3.000 ribu. Bahkan ada yang jual Rp4.000 ribu per bungkus. Kalau sebelumnya garam segitiga hanya kami jual Rp1.000,” katanya.
Sama halnya dengan Martina. Pedagang di Diponegoro ini mengaku terpaksa menaikkan harga garam.
“Satu bungkus kami jual Rp3.000. Karena satu pak saya beli Rp55.000. Mau tak mau naik. Karena dari sananya memang naik,” katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kutim, Muhammad Edwar Azran membenarkan jika di beberapa pelosok Kutim mengalami kelangkaan garam. Seperti Muara Bengkal, Muara Ancalong, Kaubun dan terbaru Kaliorang.
“Kami dengan bagian ekonomi akan mencarikan solusi terkait masalah ini. Karena saat ini sudah berimbas ke Kutim. Mudahan saja kembali normal lagi seperti biasa,” katanya. (dy)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post