bontangpost.id – Jumlah penderita hipertensi di Kaltim terus meningkat. Sejak tiga tahun terakhir masyarakat Kaltim yang menderita penyakit yang dikategorikan sebagai tidak menular ini telah mencapai setengah juta orang.
Di mana pada tahun 2023, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalimantan Timur mencatatkan sebanyak 595.689 warga Kaltim yang berusia di atas 15 tahun mengidap penyakit darah tinggi ini.
Dikutip dari laman Satu Data Kalimantan Timur, data penyakit tidak menular atau degeneratif di Kaltim, untuk jumlah penderita hipertensi di atas usia 15 tahun pada 2021 sebanyak 206.848 orang. Kemudian 2022 sebanyak 448.644 orang. Bertambah lagi pada 2023 sebanyak 595.689 orang.
Hipertensi sendiri merupakan kondisi medis di mana hipertensi terjadi ketika tekanan darah dalam arteri terus meningkat dari batas yang dianjurkan secara menetap.
Biasanya seseorang dikatakan mengidap hipertensi apabila tekanan darah di atas 140/90. Dianggap parah jika tekanan di atas 180/120. Penyakit ini juga disebut the “silent killer” atau “pembunuh diam-diam” karena sering tidak menunjukkan gejala. Pada umumnya disebabkan perilaku hidup yang tidak sehat.
Dengan faktor risiko seperti kebiasaan merokok, pola makan yang tidak sehat, kurang mengkonsumsi buah dan sayur, serta kurangnya melakukan aktifitas fisik. Jika tidak diobati. dapat menyebabkan masalah kesehatan, seperti penyakit jantung, ginjal, hingga stroke.
Hari Hipertensi Sedunia (HHS) pun diperingati pada tanggal 17 Mei setiap tahunnya. Pada momen peringatan Hari Hipertensi Sedunia (HHS) Tahun 2024, Pemprov Kaltim yang diaksanakan pada Minggu (9/6) di Halaman Kantor Gubernur Kaltim, Samarinda, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltim, dr Jaya Mualimin menekankan komitmen pemerintah dalam menanggulangi penyakit hipertensi.
“Kami berkomitmen mendukung upaya penanggulangan penyakit hipertensi. Yang merupakan salah satu indikator pelayanan pada Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan,” kata dr Jaya Mualimin diunggah pada akun Dinas Kominfo Kaltim.
Pria berkacamata ini menjelaskan hipertensi merupakan salah satu penyakit tidak menular namun memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat. Hipertensi juga berpotensi menyebabkan komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal. Adapun beberapa langkah strategis yang akan dilakukan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, di antaranya mengembangkandan menyebarluaskan informasi yang akurat dan mudah dipahami tentang hipertensi.
Termasuk faktor risiko, gejala, dan juga cara pencegahannya. Kemudian menyelenggarakan kampanye kesehatan secara berkala melalui berbagai media, termasuk media sosial, radio, televisi dan kegiatan masyarakat. Selanjutnya, mendorong menerapkan pola makan sehat, dengan mengurangi konsumsi garam, gula dan lemak jenuh. Serta meningkatkan asupan buah dan sayuran.
Upaya lainnya adalah melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Penyakit Tidak Menular (PTM).
Lalu mendorong penerapan kebijakan yang mendukung pencegahan PTM, seperti regulasi tentang iklan makanan tidak sehat, pengendalian tembakau, dan promosi aktivitas fisik sesuai dengan Intruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat hidup sehat.
Juga meningkatkan kerja sama antara pemerintah, sektor swasta, organisasi non pemerintah dan masyarakat dalam upaya penanggulangan hipertensi. Tak kalah penting adalah mengajak peran aktif masyarakat dalam upaya pencegahan dan pengendalian PTM melalui komunitas dan organisasi lokal.
“Dengan komitmen ini, kami berharap dapat menurunkan prevalensi hipertensi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat Indonesia. Kami percaya bahwa dengan kerja sama yang kuat dan berkelanjutan, tujuan ini dapat tercapai,” tutupnya.
Sebagai informasi, prevalensi hipertensi di Kaltim pada Survei Kesehatan Indonesia (SKI) Tahun 2023 sebesar 11,16 persen. Menurut data survei lima tahunan yang sebelumnya bernama Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) ini, prevalensi hipertensi Kaltim mengalami penurunan. Pada Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi Kaltim sebesar 10,84 persen. (kip/waz)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post