Siapa Duduk di Kursi Wawali? 

FOTO WAJAH: Budiman(DOK/METRO SAMARINDA)

SAMARINDA – Perebutan kursi Wakil Wali Kota (Wawali) Samarinda dipastikan bakal berjalan alot. Pasalnya jabatan orang nomor dua di Kota Tepian tersebut memiliki efek yang cukup besar di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kaltim 2018. Sebagaimana diungkapkan pengamat politik Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda, Budiman, Rabu (28/3) kemarin.

Menurut dia, perebutan kursi Wawali Samarinda menjadi ajang pembuktian diri bagi Partai Nasional Demokrat (NasDem), Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Demokrat selaku partai koalisi yang mengusung Syaharie Jaang dan mendiang Nusyirwan Ismail sebagai calon wali kota dan wawali.

Yang tidak kalah bergengsi, tutur Budiman, partai yang nantinya mendudukkan wakilnya di kursi Wawali Samarinda, diprediksi menjadi salah satu penentu bagi calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) untuk mendulang suara di Samarinda.

Sebab melalui jabatan wawali, partai bisa menancapkan strategi, memperebutkan suara di ibu kota Kaltim tersebut. Apalagi Samarinda adalah daerah dengan pemilih tertinggi nomor wahid di Kaltim. Sehingga bisa jadi lumbung suara yang dapat digerakkan melalui jabatan wawali.

Dia menyebut, jabatan politik seperti wawali punya andil besar dalam menggerakkan massa pemilih. Meski terbilang senyap dan tak blak-blakan, setiap kepala daerah atau wakil kepala daerah mendukung paslon tertentu, tapi itu bukan rahasia umum lagi.

Selain mudah didapatkan dengan prosesi yang tidak terlalu panjang, bak durian runtuh, jabatan wawali punya nilai strategis di banyak sisi. Lebih penting lagi ketika Jaang selaku cagub memenangkan kontestasi pilgub, maka wawali secara otomatis diangkat menjadi wali kota.

Pun demikian ketika Jaang tak menang dalam pilgub, maka jabatan wawali dapat digunakan untuk mempromosikan diri sebagai calon wali kota di periode berikutnya. Sebab periode ini menjadi periode terakhir bagi Jaang menduduki jabatan Wali Kota Tepian.

Maka dari itu, Budiman mengurai bila perebutan kursi wawali tidak hanya berkaitan dengan suksesi pilgub, tapi juga investasi partai dalam pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (pilpres).

“Ini adalah pertarungan partai untuk menggolkan calonnya menjadi calon wakil wali kota. Karena itu akan berimplikasi besar dalam pilgub, pileg, dan pilpres. Setidaknya bisa menambah elektabilitas atau keterpilihan partai,” ujar Budiman.

Kata dia, koalisi di Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Samarinda 2015 antara Partai Demokrat, dan PKS akan pecah kongsi. Pasalnya setiap partai punya tujuan yang berbeda. Salah satunya di pilgub, tiga partai tersebut sudah menyatakan mendukung paslon berbeda.

Misalnya Partai Demokrat yang mempunyai kepentingan pada pilgub demi memuluskan langkah memenangkan Syaharie Jaang dan Awang Ferdian Hidayat. Maka jabatan wawali harus diamankan untuk memuluskan langkah paslon tersebut.

Begitu juga dengan PKS, punya calon tersendiri yakni paslon Isran Noor dan Hadi Mulyadi. Karena itu pula partai berslogan dakwah tersebut tak akan merelakan begitu saja jabatan wawali dipegang partai lain.

Sementara itu, seperti diketahui Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai NasDem Kaltim sudah terlebih dulu menyodorkan lima orang untuk diseleksi menjadi bakal calon Wawali Samarinda di Dewan Pimpinan Pusat (DPP). Di antaranya Muslimin, Fatimah Asyari, Saefuddin Zuhri, Dayang Donna Faroek, dan Hermanto.

Dipastikan, lima tokoh dengan latar belakang berbeda tersebut akan memperebutkan satu tiket untuk mengantongi rekomendasi DPP NasDem. Nantinya satu nama yang lolos akan melenggang untuk dijadikan bakal calon wawali di partai koalisi pilwali 2015.

Budiman menyebut, tampilnya putri Gubernur Kaltim Dayang Donna Faroek sebagai sinyal bahwa Awang Faroek Ishak ikut dalam pusaran perebutan kekuasaan di Kota Tepian. Bagaimana tidak, sebelum dinyatakan lolos lima besar dalam seleksi bakal calon wawali dari Partai NasDem, Donna sesumbar pernah meminta restu dari ayahnya. Hasilnya, Awang dengan tegas merestui langkah buah hatinya.

Kata Budiman, Awang akan mengerahkan segala daya upaya untuk merebut tiket Partai NasDem. “Untuk menyukseskan anaknya sebagai calon wakil gubernur saja beliau rela cuti dari tugasnya sebagai gubernur. Perannya mendukung Donna mendapatkan restu NasDem juga tidak kalah penting,” ungkapnya.

Di sisi lain, sambung Budiman, Partai NasDem memiliki kader yang terlibat dalam seleksi tersebut. Sebut misalnya Fatimah Asyari dan Saefuddin Zuhri, jelas keduanya sudah mendapatkan restu di internal partai. Karena itu pula, Fatimah dan Saefuddin sebagai petugas partai akan tunduk pada ketentuan dan kebijakan partai.

Jika menengok pada Pilgub 2018, NasDem sudah mantap mendukung pasangan calon (paslon) Andi Sofyan Hasdam dan Rizal Effendi. Merujuk pada data tersebut, Fatimah dan Saefuddin dapat dikatakan perwakilan dari paslon nomor urut satu.

Sementara itu, Donna disebut-sebut menjadi kaki tangan paslon Jaang dan Ferdian. Bagaimana tidak, Donna dan Ferdian adalah saudara kandung yang tak lain putra dan putri gubernur.

“Dilihat dari fenomena sebelumnya, berbagai usaha yang pernah dilakukan Pak Awang mencalonkan anaknya di pilgub, beliau akan berusaha menggolkan anaknya mendapat rekomendasi dari Partai NasDem,” tambah Budiman.

Disinggung soal dilema antara merekomendasikan kader dan nonkader dalam pemilihan wawali, Budiman menegaskan, sudah menjadi rahasia umum sebagian besar partai di Indonesia masih menganut kebijakan sentralistik.

Meskipun di Kaltim NasDem terang mendukung paslon nomor urut satu di pilgub, tak menutup kemungkinan kebijakan berbeda akan diterapkan dalam pemilihan Wawali Samarinda.

“Artinya apa yang diinginkan pengurus DPW dan DPD belum tentu sejalan dengan DPP. Jangan lupa, partai di Indonesia masih menganut sistem sentralistik, segala kebijakan partai dipegang pusat,” terangnya.

Pada titik ini, Awang sebagai Ketua Dewan Pertimbangan DPW NasDem Kaltim memiliki celah memainkan kekuasaan politik di tingkat pusat. Tentu saja peluangnya besar membangun komunikasi politik di DPP, demi memuluskan tujuannya mendapatkan rekomendasi bakal calon wawali dari partai yang didirikan pada 26 Juli 2011 itu.

“Itu tergantung gubernur dan Donna, bagaimana meyakinkan DPP NasDem. Jangan lupa, Pak Awang itu politisi ulung. Segala kemungkinan dan celah bisa dimainkan,” ujarnya. (*/um)

Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News

Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:


Exit mobile version
https://www.bethhavenbaptistchurch.com/ anakslot https://torontocivics.com/ http://sultansawerlogin.com slot gacor arya88 slot gacor slot raffi ahmad slot raffi ahmad 77 https://attanwirmetro.or.id/ https://attanwirmetro.or.id/dolph/asd/ https://idtrack.co.id/ https://autoglass.co.id/ slot raffi ahmad 77 https://dabindonesia.co.id/ slot gacor https://tesiskita.com/ slot raffi ahmad https://bontangpost.id/ slot raffi ahmad 77 Anakslot https://karyakreatif.co.id/ slot raffi ahmad 88 Anakslot arya88 kicautoto kicautoto slot thailand https://www.ajlagourmet.com/ kicautoto situs raffi ahmad gacor slot raffi ahmad 88 situs scatter hitam situs scatter hitam slot toto Link Gacor Hari Ini Slot Bca Situs deposit 25 ribu https://cdn.sena.co.th/ toto 4d https://www.ajlagourmet.com/-/ daftar slot gacor