SAMARINDA – Korban lain pencabulan yang dilakukan M Aubud Abbas, terus bermunculan. Bukan cuma satu, pria 66 tahun ini diketahui bahkan menodai 4 bocah wanita. Beberapa korban di antaranya bernama Cempaka (11), Seroja (8) dan Mawar (6). Sementara satu korban lainnya yang pertama kali melaporkan ulah Abbas, pekan lalu.
Seroja dan Mawar merupakan saudara kandung. Keduanya masih memiliki hubungan saudara dengan Cempaka. Mereka bertiga secara bergantian menjadi pemuas nafsu Abbas yang dilakukan di salah satu areal masjid di kawasan Sungai Dama, Samarinda Ilir. Meski tak sampai dicabuli, namun mahkota Seroja dan Mawar telah rusak akibat jemari nakal Abbas. Kakak beradik yang duduk di bangku kelas satu sekolah dasar (SD) di kawasan Samarinda Ilir itu tanpa rasa canggung saling bersahutan menceritakan bagaimana Abbas menggerayangi mereka.
“Waktu lagi main sama teman-teman di halaman masjid, Kai Abbas (anak-anak memanggil pelaku) memanggil. Kai Abbas berdiri di samping pintu masjid. Setelah saya dekat, mulut saya langsung ditutup (dibekap) lalu kemaluan saya dipegang dan jarinya dimasukan,” tutur Seroja.
Pelecehan pertama itu dialami Seroja, Minggu 23 Oktober 2016 pukul 17.00 Wita. Karena Seroja cuma diam ketika mahkotanya diobrak abrik, perbuatan serupa yang kedua kali pun kembali dilakukan Abbas.
“Tapi saya lupa kapan waktunya, kalau tahunya kemarin (2016 lalu, Red) di gudang masjid (ruang penyimpanan sound system),” ujar Seroja.
Tak puas menggerayangi Seroja, Abbas juga tertarik merusak masa depan Mawar yang juga sering datang ke masjid untuk melaksanakan salat Magrib berjamaah.
“Kalau adik (Mawar, Red) sekali digitukan (digerayangi, Red). Adik waktu itu dipanggil Kai Abbas yang mau kasih uang. Tapi saat adik saya mendatangi malah dipeluk dan anunya (kemaluannya, Red) juga dipegang-pegang sama ditusuk pakai jari,” ucap Seroja yang tahu persis peristiwa asusila yang dialami Mawar.
Perbuatan asusila terparah dialami Cempaka. Sepupu Seroja dan Mawar itu mengaku sudah tiga kali digoyang Abbas di gudang sound system masjid.
Cerita pencabulan yang dialami Cempaka tak berbeda jauh dengan kisah pencabulan yang dialami Delima (11), korban pencabulan pertama yang mengadu ke Polsekta Samarinda Ilir.
“Saya tiga kali digitukan (disetubuhi, Red). Selesai digitukan saya dikasih uang Rp 50 ribu. Saya takut ngomong karena kata Kai Abbas kalau saya cerita nanti dipukul,” aku Cempaka yang duduk di bangku kelas enam SD.
Saking bernafsunya, Abbas ingin berkali-kali menyetubuhi Cempaka. Sesekali Cempaka usai disetubuhi “dibayar” dengan gorengan. “Saya digitukan (disetubuhi, Red) malam Jumat 19 Agustus 2016 setelah salat Magrib. Waktu itu saya dilarang pulang sama Kai Abbas, katanya saya disuruh bantu dia bersihkan masjid. Waktu bersih-bersih masjid saya ditarik ke gudang itu,” kata Cempaka.
Dengan bertambahnya pelapor yang menjadi sasaran asusila dan pencabulan Abbas, maka daftar korban “keberingasan” Abbas menjadi empat bocah. “Yang pertama juga berusia 11 tahun. Dan pengakuannya sudah lima kali dibawa ke gudang sound system itu. Sedangkan berapa kali dicabuli masih dalam pengembangan penyidikan,” terang Kapolresta Samarinda Kombes Pol Dr Eriadi, melalui Kapolsekta Samarinda Ilir Kompol Yovan Fatika, didampingi Kanit Reskrim Ipda Purwanto.
Sebagai langkah awal pengembangan penyidikan, ketiga korban baru yang telah melapor itu sedang dimintai keterangannya. “Mereka bertiga sudah divisum di RSUD AW Sjahranie. Kami masih menunggu hasilnya,” pungkasnya.(oke/nha)
Sumber; samarinda.prokal.co
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: