BONTANGPOST.ID, Samarinda – Wacana merehabilitasi Stadion Palaran baru muncul pertengahan 2024 lalu selepas ditinjau Penjabat Gubernur Akmal Malik. Melihat kondisinya yang miris, usul itu pun coba direalisasikan. Anggaran sisa dari 2023 yang telah diaudit lembaga negara diplot di APBD Perubahan 2024. Nilainya sekitar Rp28 miliar.
Namun, angka itu belum mampu mengembalikan kemegahan ketika Stadion Palaran digunakan sebagai venue dalam perhelatan PON Kaltim 2008 lalu.
“Untuk pembenahan seluruhnya butuh sekitar Rp70 miliar,” ungkap Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kaltim, AM Fitra Firnanda.
Sisa langsung penggunaan anggaran (Silpa) 2023 tak memungkinkan mengakomodasi kebutuhan itu. Sehingga opsi terbaik yang bisa diambil untuk sementara merevitalisasi sejumlah segmen. Dari rumput lapangan sepak bola, pipa drainase yang ambles, serta lampu stadion.
“Biar pemanfaatannya tak sekadar untuk sepak bola. Bisa untuk acara lain juga,” lanjutnya.
Rehabilitasi awal itu rampung di akhir Desember 2024 dan kini, stadion tengah berada di masa pemeliharaan. Rumput di lapangan ditanam dengan pola tertentu dan baru bisa digunakan paling cepat lima bulan ke depan. Pagu anggarannya, lanjut dia, untuk lampu dan atribut lain sebesar Rp17,8 miliar. Sementara rumput dan lapangan sebesar Rp8,3 miliar.
Gelondongan angka itu memang masih jauh untuk mengembalikan kemegahan Stadion Palaran. Kocek total yang dibutuhkan tembus Rp70 miliar. Dengan alokasi yang sudah dikucurkan, masih diperlukan tambahan sekitar Rp 40-50 miliar.
“Pak Pj (Penjabat Gubernur Kaltim, Akmal Malik) juga sudah berpesan, untuk bisa kembali dianggarkan di Perubahan 2025 ini atau Murni 2026,” tuturnya.
Bagaimana dengan keseluruhan venue di Kompleks Stadion Palaran? Untuk itu, kata Firnanda, estimasinya perlu tambahan Rp40 miliar lagi. Selain kebutuhan biaya pembenahan Stadion Utama Palaran. “Jadi kalau ditotal, sekitar Rp110 miliar. Rp 70 miliar khusus stadion, sisanya untuk venue lainnya,” katanya mengakhiri. (*)