Surya Husaini seorang penggemar sepeda fixie. Dia juga orang Basirih yang tinggal di bantaran sungai dan senang berenang. Kombinasi itu melahirkan Amig. Surya bermimpi, pada suatu hari nanti, sepeda air rancangannya lalu-lalang di Sungai Martapura.
SYARAFUDDIN, Banjarmasin
JIKA Anda pernah berwisata ke danau, pasti pernah menaiki sepeda air. Sekurang-kurangnya melihat. Wujudnya meniru bebek atau angsa. Sudah banyak dijual di pasaran. Lalu, apa istimewanya sepeda air karya Surya?
Demi menjawab pertanyaan itu, kemarin (18/1) sore, penulis menemui lelaki 40 tahun itu. Dari belakang rumahnya di Jalan Basirih Kubah, Banjarmasin Selatan. Tak jauh dari Jembatan Basirih.
Pertama, sepeda air miliknya lebih cepat. “Awalnya mencari-cari di internet. Niatnya mau beli. Tapi speknya enggak ada yang pas. Lamban semua. Sementara saya pengin yang cepat,” ujarnya membuka obrolan.
Ketimbang mengeluh, Surya memilih untuk bekerja. Merancang sepeda air idamannya. Surya kemudian mengadopsi gir fixie. Gir ini tak mengenal kata berhenti. Dia hanya mengenal maju dan mundur. Sesuai irama kayuhan kaki.
Untuk berbelok ke kanan atau ke kiri, alih-alih memakai baling-baling, Surya memilih kemudi kelotok. “Keuntungannya, selain lebih cepat, menjadi lebih gesit. Mudah untuk bermanuver,” imbuhnya.
Surya menyadari, karakter Sungai Martapura amat berbeda. Arusnya jarang tenang. Kerap dilintasi kelotok besar dan speedboat. Hantaman ombak menjadi ancaman utama. “Satu lagi, sungai kita sampahnya banyak,” ujarnya tertawa.
Solusinya, badan sepeda dibuat ceper. Agar pengguna bisa menjangkau dan membuang sampah yang nyangkut di badan sepeda. Sementara untuk membelah gelombang, ujung pelampung didesain lancip.
Kedua pelampung terbuat dari kayu. Sambungannya didempul agar kedap air. “Sudah saya ujicoba sendiri. Langsung menerjang ombak. Alhamdulillah sukses. Tidak tenggelam apalagi terbalik,” ujarnya.
Untuk rangkanya saja, berat sepeda ini mencapai 12 kilogram. Lumayan berat karena dirakit dari besi las-lasan. Harus diingat, ini baru prototipe. Masih banyak ide dalam kepala Surya yang belum termuntahkan.
Meski cuma prototipe, sepeda ini sudah menghabiskan ongkos Rp3 juta. Dirakit selama dua bulan. Disela-sela kesibukannya sebagai karyawan pemasaran perumahan di Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar.
“Seingat saya, sepeda ini sudah 40 kali dibongkar,” ujarnya terbahak. Sekarang, dia sedang membangun yang baru. Pengerjaan menumpang bengkel milik temannya di Handil Bakti, Kabupaten Barito Kuala.
Surya bersedia membocorkan desain terbaru. Pelampungnya dicetak dari fiber yang lebih ringan. Sedangkan rangkanya dirakit dari baja nirkarat. Sadelnya juga didesain agar bisa membonceng satu penumpang tambahan.
PR terbesarnya bukan sekadar membangun sepeda yang lebih keren atau lebih ringan. Melainkan menambah daya tahan sepeda. Sekarang, batas maksimalnya cuma 60 kilogram.
“Jika berat badan pengendara melampaui angka itu, sudah tidak aman. Saya pengin tambah hingga 150 kilogram,” terang pria kurus ini.
Surya sebenarnya bukan lulusan SMK, apalagi sarjana otomotif. Dia sarjana peternakan dari Universitas Lambung Mangkurat. Lulus tahun 2006 silam. “Saya cuma penggemar fixie. Ketika orang membeli sepeda jadi dari toko. Saya menabung dan membeli komponen demi komponen. Merakit sendiri,” kisahnya.
Sepeda air ini pertama kali muncul dari unggahan akun Instagram milik Wali Kota Banjarmasin, Ibnu Sina. Ketika berita ini ditulis, video itu sudah ditonton sebanyak 8.733 kali.
Surya juga kaget. Tak menyangka video itu bakal diunggah wali kota. Apalagi menjadi viral. Berkah itu datang melalui sebuah acara kopi darat bersama para goweser.
Iseng, Surya mempertontonkan video sepeda itu. “Video itu kemudian diminta seorang kawan. Dia edit dan share ke grup WhatsApp klub sepeda. Pak Ibnu kan hobi gowes juga. Dari situ beliau mengetahuinya,” kisahnya.
Tak lama, Surya didatangi orang kelurahan. Yang meminta sepedanya diperbanyak untuk keperluan pariwisata. “Saya belum mengiyakan atau menolak. Karena masih dalam pengembangan,” tukasnya.
Mimpi bujangan ini sungguh besar. Dia bertekad membangun bisnis dari sepeda air. Diproduksi massal dengan aneka spek dan harga. Surya bahkan sudah mengantongi nama untuk mereknya.
“Saya namai Amig,” tegasnya. Potongan kata dari Amigdala yang berasal dari Bahasa Latin. Amigdala adalah secuil bagian dari otak manusia. “Tugas Amigdala hanya memikirkan masa kekinian. Tidak menoleh ke belakang. Menolak terjebak pada masa lalu,” timpalnya.
Dibandingkan kelotok atau jukung, sepeda air memang lebih gesit. Bisa menjangkau sungai-sungai berukuran kecil. “Kata orang Banjarmasin itu kota seribu sungai. Nah, mimpi saya, seribu sungai itu bakal dilintasi sejuta unit Amig,” pungkasnya. (fud/by/ran/jpg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post