SANGATTA – Tahun ini, akses jalan menuju objek wisata Tanjung Prancis akan dibangun. Hal tersebut diungkapkan Herlang Mappatitti usai menerima penghargaan sebagai tokoh yang giat memperjuangkan pengembangan Objek Wisata Tanjung Prancis di malam ramah tamah hari jadi ke-19 Kutai Timur (Kutim), yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG) Kawasan Perkantoran Bukit Pelangi, Jumat (12/10) malam.
Herlang mengatakan, tahun ini dalam pengembangan Tanjung Prancis. Ia akan membuka aksesbiliti atau jalan masuk. Namun sebelum itu dilakukan, terlebih dulu sarana dan prasarana di dalam Tanjung Prancis akan dibangun sesuai masterplan. Sesuai masterplan karena dikhawatirkan bila membuka akses terlebih dulu, banyak orang yang akan mengklaim atau mengkapling sebagian wilayah di objek wisata tersebut.
“Pulau ini sangat potensi menghasilkan PAD (Pendapatan Asli Daerah, Red). Maka dari itu, kita tidak boleh menutup mata,” pintanya.
Pria yang juga Ketua Gerakan Anti Narkotika (Granat) ini menjelaskan, Tanjung Prancis merupakan wisata yang tidak dimiliki daerah lain. Itu dikatakan karena Tanjung Prancis memiliki luas area kurang lebih 47 Hektare. Dengan luas tersebut, tentu semua dapat dinikmati. Mulai dari outbound, pasir putih, berenang, banana boat, bermain bola dan voli.
“Di sana (Tanjung Prancis, Red) tidak akan bosan. Mau seminggu atau sebulan tinggal boleh, karena melihat luas dan potensi wisata yang ada. Tapi persoalannya sekarang, apakah mau dikelola dengan baik?,” tuturnya.
Dia menambahkan, tentu dalam pengembangan, bila hanya akal pemikirannya tak akan cepat berkembang objek wisata tersebut. Tetapi ia berharap semua pihak dapat membantu. Seperti PT Kaltim Prima Coal (KPC) yang sudah ikut membangun.
“Semoga perusahaan lain yang ada di Kutim dapat ikut andil dalam mengembangkan Tanjung Prancis,” pungkasnya. (ver)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post