bontangpost.id – PT Pertamina Patra Niaga juga bakal membatasi pembelian liquified petroleum gas atau elpiji 3 kilogram. Konsumen yang akan membeli gas melon mesti bertransaksi menggunakan aplikasi MyPertamina.
“Untuk elpiji sebetulnya sama kita minta juga untuk register (lewat aplikasi MyPertamina),” kata Direktur Pemasaran Regional PT Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo saat diskusi daring, Rabu, 29 Juni 2022.
Kebijakan itu diambil untuk menekan beban subsidi yang melebar pada tahun ini. Mars berharap skema pembelian elpiji 3 kilogram dapat membuat penyaluran subsidi tepat sasaran bagi kelompok menengah ke bawah.
Malahan, menurut dia, perseroan telah lebih dulu melakukan uji coba pembelian elpiji 3 kilogram lewat aplikasi verifikasi MyPertamina. Dia mengklaim uji coba itu berjalan dengan baik hingga pertengahan tahun ini.
“Sebetulnya elpiji sudah kami lakukan uji coba untuk 114 ribu penduduk menggunakan aplikasi MyPertamina. Alhamdullilah sekarang sudah masuk di tahap ke-6,” tuturnya.
Dia menyebut uji coba pembelian elpiji 3 kilogram lewat aplikasi itu dilihat berdasarkan pada profil masyarakat yang dihimpun dari Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) milik Kementerian Sosial. Sebelumnya, Kementerian Keuangan berencana untuk menaikkan harga jual eceran elpiji 3 kilogram seiring dengan melebarnya harga keekonomian.
Harga keekonomian gas melon itu sudah terpaut Rp 15.359 per kilogram pada tahun ini. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Nathan Kacaribu mengatakan bakal melanjutkan agenda reformasi subsidi untuk menambal beban subsidi dan kompensasi energi yang besar pada tahun ini.
Rencanannya, Kemenkeu bakal menyesuaikan HJE mendekati harga keekonomian sembari mendorong subsidi tertutup untuk gas melon itu pada tahun depan.
“Misalnya secara tepat sasaran terintegrasi dengan program-program perlindungan sosial dan juga penyesuaian HJE LPG ini diselaraskan dengan kondisi perekonomian kalau sudah kondusif,” kata Febrio.
Kemenkeu mencatat realisasi subsidi bahan bakar minyak (BBM) dan elpiji 3 kilogram atau elpiji naik rata-rata 26,58 persen setiap tahunnya selama 2017 hingga 2021. Kenaikan nilai subsidi itu dipengaruhi fluktuasi harga ICP dan nilai tukar rupiah. (tempo)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: