Nama-nama pesohor Kaltim menghiasi daftar calon anggota legislatif menuju Senayan. Bumi Etam seperti arena perang bintang. Kaltim pun disebut “dapil neraka”.
bontangpost.id – Dari 136 daftar calon sementara (DCS) caleg untuk DPR RI, Kaltim Post (induk bontangpost.id) menemukan, selain nama Ismail Thomas yang kini terjerat kasus dugaan korupsi, semua petahana dari Bumi Etam kembali bertarung mempertahankan kursi. Mereka bakal bersaing dengan pendatang baru yang punya latar belakang tak kalah mentereng.
Sebut saja Hadi Mulyadi yang akhir September lalu baru saja menuntaskan jabatan sebagai wakil gubernur Kaltim. Lalu ada mantan wali kota Balikpapan dua periode Rizal Effendi dan Yunus Nusi yang kini menjabat sebagai sekjen PSSI. Ada pula tokoh muda seperti Nabil Husein yang populer di kalangan pencinta olahraga.
Untuk diketahui, periode 2019-2024 ada delapan anggota DPR RI dari Dapil Kaltim. Satu di antaranya sedang terjerat kasus dugaan korupsi, yakni Ismail Thomas dari PDI Perjuangan. Sementara tujuh lainnya kembali maju sebagai petahana, yaitu G Budisatrio Djiwandono (Gerindra), Safaruddin (PDIP), Rudi Mas’ud (Golkar), Hetifah (Golkar), Awang Faroek Ishak (Nasdem), Aus Hidayat (PKS), dan Irwan (Demokrat).
Lantas bagaimana dengan strategi dan langkah petahana maupun caleg baru yang akan berlomba menuju Senayan? Kaltim Post berhasil mewawancarai sejumlah nama. Salah satunya Hetifah Sjaifudian, yang kini menduduki kursi Wakil Komisi X DPR RI.
Hetifah mengungkapkan, sebagai incumbent dirinya melihat nama-nama caleg yang ada saat ini, secara peta persaingan, tidak jauh berbeda dibanding periode-periode sebelumnya. Meski dirinya melihat ada wajah baru, namun menurutnya, setiap periode pileg memiliki tantangan tersendiri.
“Tiap periode selalu tidak mudah. Kami sebagai kandidat memiliki kekuatan dengan strateginya masing-masing,” ungkap Hetifah.
Sebagai petahana, Hetifah tentu punya strategi sendiri. Tetapi seperti caleg lainnya, proses sosialisasi menjadi jalan terbaik untuk pemilih bisa mengenal dan mengetahui dirinya sebagai caleg. Dan sebagai petahana langkah tersebut utamanya untuk menyebarkan informasi apa yang telah dilakukan selama menjabat anggota dewan.
“Karena itu menjadi kekuatan utama kami. Kami secara nyata telah berbuat untuk Kaltim. Karena itu salah satu yang saya buat adalah mencetuskan tagline ‘Hebatnya Kaltim’ (Hetifah Berbuat Nyata untuk Kaltim),” ucap politikus Golkar itu.
Adapun alasan mengapa dirinya kembali maju, Hetifah menyebut karena adanya keinginan dan dorongan dari konstituennya, yakni masyarakat Kaltim. Selain itu ada pula amanah yang diberikan partai. Apalagi dengan sepak terjangnya selama ini, membuatnya dekat dengan masyarakat Kaltim, khususnya kaum muda. Dan menurutnya, masih banyak kepentingan Kaltim yang harus diperjuangkan di pusat.
“Kedekatan kami dengan teman-teman muda juga menjadi energi tersendiri untuk terus memperjuangkan kepentingan Kaltim di pusat. Dan ‘Hebatnya Kaltim’ adalah kristalisasi dari apa yang selama ini sudah kami perjuangkan,” ungkap dia.
Hetifah menyebut, dirinya yang duduk di Komisi X DPR RI membidangi Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, serta Perpustakaan telah banyak membantu terealisasinya program pemerintah. Mulai dari beasiswa yang lebih banyak disalurkan, pengangkatan guru honorer menjadi ASN, program peningkatan kapasitas SDM pendidik, pengembangan destinasi dan event, penguatan SDM pariwisata, pembangunan infrastruktur dan sarpras perpustakaan di berbagai daerah
“Itu adalah sebagian dari kerja dan karya nyata yang bisa dirasakan langsung warga Kaltim,” ungkapnya.
Hetifah menyadari, di tengah prestasi anggota DPR RI saat ini pasti ada banyak hal yang belum terealisasi. Dan hal tersebut akan menjadi celah yang dimanfaatkan caleg pendatang baru sebagai bentuk kelemahan caleg incumbent. Namun dengan santai Hetifah menyebut tinggal bagaimana masyarakat cerdas dalam menilai kinerja caleg petahana.
“Ya, biasanya begitu, kalau incumbent bicara apa yang sudah dikerjakan, kalau pendatang baru akan bicara kelemahan incumbent. Bagi kami, bekerja secara maksimal saja, sehingga masyarakat bisa menilai apakah yang kita lakukan mendapatkan apresiasi atau tidak. Jadi cara meyakinkan masyarakat adalah dengan bekerja maksimal sesuai amanah, dan biarkan pemilih menilainya,” jelasnya.
Lanjut dia, jika pemilih sudah percaya, kampanye dengan menunjukkan cela caleg incumbent tidak akan mempan. Namun bisa juga terjadi sebaliknya, jika caleg incumbent hanya datang ke dapil saat dekat pencoblosan, menurutnya itu akan sulit untuk meyakinkan kembali pemilih. “Kami yakin pemilih Kaltim sudah memiliki akses informasi yang luas serta kecerdasannya sendiri,” imbuhnya.
Dalam menghadapi Pileg 2024, Hetifah tentu punya target. Dan target tersebut dibuatnya secara rasional. Berdasarkan apa yang sudah dilakukan selama ini. Dan dari pengalaman dalam setiap periode, hasil suaranya selalu mengalami peningkatan sekitar 70 persen dari suara sebelumnya.
“Untuk pemilu 2024 kami menargetkan kenaikan 100 persen dari suara sebelumnya,” ungkap Hetifah yang dalam Pileg 2019 lalu meraih 66.487 suara untuk melanggengkannya meraih kursi di DPR RI.
OPTIMISME WAJAH BARU
Syafruddin yang kini menjabat sebagai ketua PKB Kaltim menjadi salah satu dari 134 caleg DPR RI. Dirinya merupakan wajah baru di antara politikus Kaltim yang bertarung menuju Senayan. Kepada Kaltim Post Syafruddin menjelaskan, langkahnya menuju DPR RI karena menganggap sejauh ini perhatian dari pemerintah pusat kepada Bumi Etam belum memuaskan. Sementara “tangan” anggota dewan di daerah terbatas. Sehingga dirinya merasa perjuangannya harus dilanjutnya di level yang lebih tinggi.
“Selama ini apa yang sudah disumbangkan Kaltim tidak berbanding lurus dengan yang kembali ke daerah. Rata-rata tiap tahun Rp 500 triliun sumbangan Kaltim ke pusat, namun yang kembali sangat kecil. Hanya Rp 50 triliun. Ini yang saya perjuangkan nantinya,” jelas anggota DPRD Kaltim dari Dapil Balikpapan tersebut.
Duduk sebagai wakil ketua Komisi III DPRD Kaltim, Syafruddin memang banyak menyoroti persoalan banjir dan pembangunan infrastruktur. Dirinya termasuk pula yang kritis terhadap masalah pertambangan dan terakhir sempat duduk sebagai ketua panitia khusus (pansus) investigasi pertambangan di DPRD Kaltim.
“Saya ingin pusat memerhatikan masalah tambang di Kaltim. Khususnya soal kawasan yang terdampak pertambangan,” ujar pria kelahiran Bima, 15 Oktober 1977, tersebut.
Syafruddin menjelaskan, maju menjadi caleg DPR RI juga menjadi bentuk tanggung jawabnya sebagai ketua PKB Kaltim yang sudah 10 tahun dipimpinnya. Dia ingin mencetak sejarah, PKB Kaltim mampu duduk di Senayan. Targetnya, secara pribadi dirinya yakin bisa meraih 150 ribu suara untuk mengantarkannya menjadi anggota DPR RI.
“Saya sudah tiga kali jadi caleg. Sekali gagal, dua berhasil. Basis suara murni ke saya jika ditotal sudah mencapai 25 ribu. Ditambah PKB Kaltim kini punya struktur partai yang kokoh dengan kader yang duduk sebagai kepala daerah di dua kabupaten/kota (Paser dan Bontang),” ucapnya.
Belum lagi kader PKB sebagai ketua dan DPRD di sejumlah daerah. Hasil survei juga menempatkan PKB sebagai partai terbesar ketiga dan keempat secara elektabilitas baik Kaltim maupun nasional.
“Ditambah efek ekor jas hasil dari majunya Ketua Umum PKB Gus Muhaimin Iskandar sebagai calon wakil presiden mendampingi Anies Rasyid Baswedan di Pilpres 2024. Semua modal tersebut memberi keyakinan pada kami untuk mengantarkan PKB merebut kursi DPR RI dari delapan kursi DPR RI dapil Kaltim,” imbuhnya.
Kemudian ada Ali Hamdi. Dua periode sebagai anggota DPRD Kukar dan tiga periode sebagai anggota DPRD Kaltim, menjadikan Ali Hamdi memutuskan maju sebagai caleg DPR RI dapil Kaltim di Pileg 2024. Dirinya ingin lewat pertarungan politik dirinya di Senayan, melahirkan regenerasi baru di daerah.
“Alasan pertama harus ada regenerasi. Saya sudah lima periode di daerah. Tidak pernah absen. Harus ada generasi baru yang duduk di tempat saya saat ini. Yang kabupaten/kota bisa naik ke provinsi. Muncul kader baru yang duduk di DPRD kabupaten/kota,” ucap anggota dewan dapil Kukar dan Kubar tersebut.
Ali yang dikenal kritis menyoroti banyak persoalan masyarakat terutama banjir dan kesejahteraan rakyat tersebut punya target duduk di Komisi V DPR RI dan masuk Badan Anggaran (Banggar). Baginya, SDA Kaltim yang melimpah dan banyak menyumbang pendapatan negara, seharusnya diimbangi dengan perhatian pemerintah pusat. Karena itu dia menyatakan akan bekerja keras dan berupaya maksimal. Termasuk menaruh modal besar agar bisa melanggengkan dirinya duduk di Senayan.
“Saya target bisa meraih minimal 120 ribu suara. Kukar dan Samarinda menjadi basis utama yang akan menopang itu. Di samping dengan bantuan keluarga dan teman-teman saya, baik melalui baliho dan secara door to door terus meluaskan dukungan sampai ke kabupaten/kota lain. Saya akan maksimal dalam ikhtiar ini, lalu takdir yang menentukan,” ungkap pria kelahiran Lamongan, 10 April 1969 itu.
Disinggung terkait keberadaan petahana, KH Aus Hidayat Nur, Ali menyebut menjadi perjuangan tersendiri baginya. Dia menegaskan dalam prosesnya dirinya bisa meraih kursi, dilakukan secara terpisah tanpa mengganggu suara anggota DPR RI dari PKS. “Kami dengan incumbent sepakat bekerja tanpa beririsan,” imbuh anggota Komisi III tersebut.
DAPIL NERAKA
Pengamat politik dari Universitas Mulawarman Samarinda, Budiman, menyebut bahwa Pileg 2024 menjadi arena bertempur partai politik menunjukkan eksistensi partai mereka. Itu sebabnya, mereka akan berupaya semaksimal mungkin untuk bisa lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold (PT) sebesar 4 persen yang ditetapkan dalam Pemilu 2024.
“Itu sebabnya parpol mengirimkan caleg-caleg potensial yang mampu meningkatkan suara untuk mencapai parliamentary threshold tersebut,” ungkap Budiman, Jumat (13/8).
Bagi Budiman, melihat komposisi caleg saat ini, maka bisa disebut Kaltim sebagai dapil “neraka”. Lantaran dari delapan kursi, tujuh caleg incumbent yang kembali maju punya basis yang kuat untuk bisa terpilih kembali. Sementara nama-nama caleg pendatang baru merupakan tokoh-tokoh juga punya kekuatan. Baik di sisi finansial dan basis massa. Dan caleg pendatang baru dalam Pileg 2024 ini lebih punya keyakinan besar bakal meraih kursi dengan tidak adanya nama Ismail Thomas akibat tersandung kasus dugaan korupsi.
“Tanpa Ismail Thomas yang kini sedang ‘sekolah’, maka kursi milik PDIP berpotensi akan berkurang satu jika PDIP tidak solid dan punya figur yang potensial. Hal ini pun dimanfaatkan caleg dari parpol untuk mendulang suara,” ujarnya.
Namun, kondisi ini lebih menguntungkan parpol besar dan dominan. Sementara untuk caleg dengan ketokohan kuat namun berasal dari partai baru seperti mantan Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi, menurutnya sangat berat. Secara personal, sosok Hadi memang bakal meraih banyak suara. “Namun apakah suara partainya cukup untuk bisa mengantarkan Pak Hadi ke Senayan?” ucap Budiman.
Di sisi lain, selain PDIP juga perlu kewaspadaan bagi Golkar yang kini punya dua perwakilan di DPR RI. Lantaran, saat ini efek ekor jas dari pasangan calon presiden-wakil presiden (capres-cawapres) pada Pilpres 2024 menjadi salah satu optimisme parpol yang tokohnya maju sebagai bakal capres-cawapres. Seperti PKB misalnya, yang ketua umumnya menjadi bakal cawapres.
“Tapi yang paling kuat saat ini dari komposisi calegnya adalah Gerindra. Sejumlah tokoh selain Budisatrio Djiwandono, memiliki basis suara yang besar karena berasal dari tokoh masyarakat suku tertentu yang loyal. Jadi prediksi saya Gerindra akan punya dua perwakilan di DPR RI, sementara PDIP berkurang satu,” ungkap Budiman. (dwi)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post