BONTANG – Target Bontang duduk di posisi lima besar pada pekan olahraga provinsi (Porprov) VI Kaltim dipastikan gagal. Hingga penutupan, kontingen Bontang hanya mampu mencapai peringkat keenam.
Kontingen Bontang mengoleksi 32 emas, 63 perak, dan 108 perunggu. Selisih terlalu jauh dengan Kutai Timur yang menjadi juara umum pada porprov kali ini. Tuan rumah mampu mendominasi dengan raihan 183 medali emas, 131 perak, dan 150 perunggu. Di bawah Kutim bercokol Samarinda, Balikpapan, Kukar, dan Berau yang menyangkat peringkat kedua hingga kelima.
Ketua KONI Bontang H Aminullah mengatakan, walaupun secara peringkat tidak sesuai target, tetapi berdasarkan raihan medali telah melampui target. Mengingat, KONI hanya mematok target 30 medali emas saja.
“Semua kontingen menurun semua medalinya dari target yang dicanangkan,” kata Aminullah kepada Bontang Post, Rabu (12/12).
Tak hanya itu, banyak cabor merasa dirugikan dengan faktor non teknis. Tekanan diberikan melalui wasit maupun juri pertandingan yang disebut-sebut para cabor lebih memihak atlet Kutim. Dikatakannya, beberapa daerah pun ikut menyampaikan kekecewaannya. Seperti Balikpapan dan Samarinda yang memilih tak mengikuti upacara penutupan porprov.
“Di futsal, sepakbola, dan muaythai ada tekanan. Tetapi saya bangga dengan perjuangan para atlet untuk tetap berjuang maksimal,” ujarnya.
Pria yang karib disapa Haji Emil ini pun membantah jika kegagalan mencapai lima besar akibat kucuran dana persiapan yang minim. Hanya saja, menurutnya akan lebih tepat bila nominal bonus disampaikan pada saat pelepasan kontingen. Sehingga atlet termotivasi sejak awal.
Di sisi lain kata dia, beberapa daerah menggunakan atlet dari luar Kalimantan. Sementara kondisi seperti itu tidak dianut oleh kontingen Bontang. “Kami ya memakai atlet lokal saja tidak ada yang dari luar,” ucapnya.
Rasa terima kasih pun dilayangkan kepada beberapa pihak yang telah berperan dalam porprov kali ini. Terutama para atlet yang telah berjuang membawa nama baik daerah. “Terima kasih kepada atlet, luar biasa semangatnya,” tuturnya.
Sementara itu Wakil Wali Kota Bontang Basri Rase berujar, prestasi pada porprov kali ini tidak membanggakan. Akan tetapi, ia tidak dapat menyalahkan KONI Bontang maupun pengurus cabor. Pasalnya, komitmen untuk mendaftarkan atlet lokal telah dilakukan.
“Saya lihat sendiri daerah lain banyak daerah lain yang menggunakan atlet dari luar. Tentunya kualitas atlet skala nasional lebih unggul dibandingkan atlet lokal,” kata Basri.
Salah satunya terjadi di cabor sepak takraw. Beberapa daerah lain justru memasok atlet dari Semarang, Sulsel, Sulbar, Riau, Palu, dan Surabaya. Sementara kekuatan Kota Taman tetap memakai atlet lokal.
Ke depan kata Basri, evaluasi perlu dilakukan. Salah satunya dengan kucuran anggaran yang lebih besar kepada KONI Bontang. Tujuannya agar kualitas atlet lokal mampu menyeimbangi atlet skala nasional.
“Ke depan pemerintah akan memberikan support kepada pengcab untuk lebih banyak melakukan pembinaan dan uji tanding,” pungkasnya. (ak)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post