BONTANG – Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni bertindak sebagai Inspektur Upacara (Irup) pada upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila Tahun 2018. Yang berlangsung di Halaman Kantor Wali Kota Bontang Jalan Moh Roem Bontang Lestarai Senin (1/10) pagi.
Selain Neni, turut hadir Pj Sekkot Bontang Artahnan, anggota DPRD Bontang Agus Suwadi dan seluruh anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Sementara peserta upacara terdiri dari anggota TNI, Polri, Korpri, sekuriti, ormas pemuda, serta perwakilan pelajar se-Bontang.
Ditemui usai upacara, Neni Moerniaeni menyampaikan, sebagai dasar negara RI, Pancasila mengandung makna sangat penting bagi perjalanan kemerdekaan negeri ini. Mengandung lima sila dasar negara di antaranya, Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Kelima sila dasar negara tersebut, menjadi pedoman seluruh rakyat Indonesia dalam menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara. “Pancasila ini adalah harga mati yang tidak bisa digantikan lagi sebagai dasar negara kita, dan tugas kita sekarang bagaimana memaknai Pancasila ini dengan senantiasa menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” beber Neni.
“Jangan mudah terpecah belah, kita tunjukkan kepada dunia kalau bangsa Indonesia yang tetap akan terus bersatu meskipun kultur buaya masyarakatnya berbeda-beda namun tetap hidup harmonis di bawah pedoman Pancasila,” tambahnya.
Lebih lanjut Neni menyampaikan, momentum peringatan Hari Kesaktian Pancasila yang diperingati setiap 1 Oktober menjadi salah satu saat yang tepat bagi generasi pemuda, untuk merefleksikan tentang pemaknaan nilai-nilai dan kesaktian Pancasila. Nilai-nilai itulah yang kemudian dimaknai sebagai sumber kekuatan dan energi untuk membangun kembali jati diri bangsa ini dengan melakukan perubahan yang lebih baik. Lalu, bagaimana ikhtiar dan usaha untuk melakukannya.
“Sebenarnya, salah satu praktik Pancasila dalam kehidupan sehari-hari tanpa kita sadari telah dilakukan adalah hidup toleransi dan membantu ketika ada masyarakat lain yang tertimpa musibah. Seperti saat ini warga Bontang berbondong-bondong memberikan bantuan kepada warga Palu dan Donggala yang tertimpa musibah gempa disertai tsunami. Ini salah satu implementasi dari Pancasila,” terangnya. (hms7)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: