Tak banyak yang tahu bahwa pemerintah Indonesia telah membangun sebuah masjid di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Masjid yang terletak di Indonesian Islamic Center (ICC) di daerah Ahmad Shah Baba Mina, Kabul tersebut diberi nama As-Salam, yang artinya perdamaian.
“Sejak dibangun Masjid As-Salam di IIC, sebanyak 2.500 jemaah dari empat distrik sangat merasakan manfaatnya,” tutur Sam Aryadi, Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Budaya sekaligus Kepala Kanselerai Kedutaan Besar RI (KBRI) di Kabul, Afghanistan.
Menurut Sam, yang sebelumnya bertugas di KJRI Hong Kong, warga kini dapat dengan mudah salat berjamaah di masjid. “Sebelumnya, masjid yang ada sudah tua, kotor dan sebagian sudah hancur sehingga tidak bisa menampung banyak jamaah,” kata Sam.
Selain sebagai sarana ibadah, Masjid As-Salam juga berfungsi sebagai madrasah. Anak-anak di sekitar masjid belajar agama Islam dari Imam Masjid yang didatangkan pemerintah Afghanistan.
Pembangunan ICC itu mulai direncanakan sejak 2010. Yakni dalam pertemuan antara Richard Holbrooke, utusan khusus Presiden Barrack Obama untuk Afghanistan dan Pakistan, dengan Wakil Presiden RI Boediono di Washington DC, AS.
Pada Juli 2011, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan komitmen untuk membangun masjid, poliklinik, guest house dan perpustakaan di Afghanistan.
Selanjutnya pada 2012, Presiden Joko Widodo secara resmi menyampaikan kepada Presiden Afghanistan komitmen Pemerintah Indonesia untuk memberikan bantuan berupa Pembangunan Indonesian Islamic Center (IIC).
Terdiri atas masjid, poliklinik dan perpustakaan pada pertemuan bilateral antara kedua pemimpin negara disela-sela Bali Democracy Forum pada 2012.
Pemerintah Afghanistan menyambut baik rencana tersebut dengan menyediakan lahan seluas 10.016 meter persegi untuk dibangun Indonesian Islamic Center. Letaknya di daerah Ahmad Shah Baba Mina di pinggiran kota Kabul, Afghanistan.
“Masyarakat di sana memang membutuhkan bantuan,” kata Sam.
Anggaran yang dialokasikan pada 2014 sebesar Rp4,5 miliar digunakan untuk membangun masjid di lokasi tersebut.
Pembangunan masjid sebagai bangunan pertama dari rangkaian pembangunan IIC selesai dan diresmikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Afghanistan, Anshory Tadjuddin pada Juni 2015.
Fase kedua adalah pembangunan klinik di IIC. Menurut Sam, besar harapan dari imam masjid dan masyarakat agar seluruh komplek IIC dapat dibangun. Kompleks IIC akan sangat bermanfaat bagi warga Afghanistan dalam meningkatkan ibadah, pendidikan dan pengetahuan.
“Fasilitas kesehatan yang akan dibangun juga sangat dinantikan oleh warga sekitar. Saat ini fasilitas kesehatan sulit diperoleh masyarakat Afghanistan akibat kondisi konflik yang berkepanjangan,” kata Sam.
Pada 21 Agustus 2017, Presiden Joko Widodo menandatangani Keputusan Presiden no 24 tahun 2017 mengenai Hibah Pemerintah RI dalam rangka pembangunan klinik kesehatan di IIC sebesar Rp16,1 miliar
“Atas permintaan warga sekitar, klinik kesehatan tersebut akan dikhususkan bagi pelayanan kesehatan ibu dan anak,” kata Sam.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Ibu Retno L.P. Marsudi dalam rencana kunjungannya pada tanggal 6 November 2017, menandatangani kesepakatan hibah pembangunan Klinik di kompleks IIC.
Menurut Sam, keberadaan IIC tidak lepas dari upaya Pemerintah Republik Indonesia untuk membantu proses rekonsiliasi dan perdamaian di Afghanistan serta komitmen riil untuk membantu salah satu negara yang pertama kali mengakui kemerdekaan RI.
Tujuan pembangunan ICC antara lain untuk meningkatkan kapasitas di bidang pendidikan dan kesehatan, sekaligus menjadi pusat kebudayaan Indonesia di Afghanistan.
ICC juga diharapkan dapat membantu menjembatani ketegangan antar etnis di Afghanistan, dan melapangkan jalan menuju proses perdamaian di Afghanistan.
Selain itu, dengan pembangunan ICC juga diharapkan dapat menjembatani hubungan muslim Sunni dan Syiah di Afghanistan, meningkatkan peran dan citra Indonesia di Afghanistan serta mempererat kerja sama di bidang ekonomi kedua negara.
KBRI Kabul mengajak masyarakat Indonesia untuk memberikan kepedulian bagi masyarakat Afghanistan yang banyak membutuhkan bantuan di hampir seluruh bidang kehidupan.
“Masjid yang telah dibangun dan rumah sakit yang akan dibangun tentunya membutuhkan dokter, perawat, obat-obatan, guru umum, guru agama, peralatan medis, kitab-kitab suci Al Quran, buku-buku pelajaran, dan lain sebagainya,” kata Sam. (nat)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: