Konsep full day school juga mendapat tanggapan dari sebagian sekolah di Bontang.
Pada dasarnya, beberapa sekolah mengaku mendukung kebijakan tersebut. Hanya saja, perlunya penyesuaian dari jadwal sebelumnya. Seperti yang diutarakan Titi Wurdiyanti, Kepala SMAN 1 Bontang. Dikatakan Titi, bila memang nantinya diterapkan konsep pembelajaran Senin-Jumat, tentunya ada komitmen bersama dan didukung dengan beberapa infrastruktur seperti kantin dan musala.
Lebih lanjut dia menjelaskan jika full day school diterapkan, diprediksi saat jam istirahat di siang hari, kantin sekolah akan sangat ramai sekali. Mengingat siswa yang ingin makan siang pun juga banyak dan bersamaan. Sementara, kondisi kantin yang ada saat ini masih terlalu kecil untuk menampung banyak siswa.
“Begitu juga dengan musala. Bila full day school , tentu setiap salat zuhur dan asar anak-anak akan berjubel salat di musala. Tidak bisa menampung keeluruhan. Kalaupun dibagi beberapa seksi, tentu akan memkan waktu lagi,” sebutnya.
Untuk itu kata dia, perlunya komunikasi dan komitmen dengan seluruh pihak sekolah. Terutama, sosialisasi ke setiap orang tua atau wali murid siswa. Meski mengaku sudah mendengar wacana ini, namun Titi belum menyampaikannya secara formal ke guru-guru SMAN 1.
“Alasannya, karena saya belum menerima surat resmi terkait hal ini sehingga belum bisa menyampaikan,” ujarnya.
Nantinya, bila memang jadi diterapkan, tentu akan berpengaruh kepada jam belajar siswa. Titi berujar, karena pulangnya dari senin-jumat sore hari, sehinga kegiatan ekstrakulikuler dilakanakan di hari Sabtu nya.
Terpisah, Kepala SMAN 2 Sumariyah pun juga menuturkan hal yang sama. Dikatakannya, kebijakan ini didukung lantaran sekolah bisa disamakan dengan struktur pemerintahan yang lain dimana sabtu dan minggu libur. Sisi positifnya kata dia, guru nantinya akan lebih fokus dan tidak lagi membawa pekerjaannya ke rumah maupun sebaliknya.
“Sisi positif lainnya, siswa akan lebih banyak waktu dengan keluarga. Bila sabtunya mengikuti ekstrakulikuler pun, hanya sampai pagi saja. Sehingga sore nya bisa kembali ke rumah berkumpul dengan keluarga,” tuturnya.
Hal senada juga diungkapkan Kasman Purba. Kepala SMKN 1 Bontang itu mengaku menyambut positif terkait wacana 5 hari sekolah ini dimana guru diwajibkan 8 jam per hari di sekolah kecuali jumat. Dengan kondisi ini kata Kasman, pemanfaatan waktu yang tersedia menjadi semakin efektif dan hari yakni sabtu dan minggu benar-benar dapat dimanfaatkan sebagai hari untuk keluarga, baik oleh guru maupun siswa. Terkait hal ini, Kasman berujar, SMKN 1 Bontang pun juga sudah mempersiapkan diri dan telah dibahas dalam rapat-rapat bersama bidang kurikulum dan ketua-ketua jurusan beberapa waktu.
“Harapannya secara psikologis, ketika memulai hari belajar mengajar pada hari senin, semua sudah mendapat kesegaran baru dan semangat baru,” harapnya. (bbg)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post