BONTANG – Kepala SMKN I Bontang, Kasman Purba mengharapkan adanya mediasi. Ini dikarenakan adanya mosi tidak percaya kepadanya, dari pengakuan beberapa guru terkait kepemimpinannya.
Saat dikonfirmasi hal tersebut, Kasman menjelaskan, secara resmi ia baru mendengar persoalan ini. Bahkan ia mengaku, tidak mengetahui penyebab pasti masalah terkait adanya mosi tersebut. Menurutnya, adanya persoalan ini mungkin berawal dari Dinas Pendidikan (Disdik) Kaltim yang meminta daftar hadir berupa tanda tangan para guru untuk mendapatkan tunjangan kehadiran.
Ternyata, di sekolah ini hanya memiliki daftar hadir tanda tangan pada Maret saja, namun untuk Januari- Februari tidak ada. Ini dikarenakan daftar hadir pada dua bulan tersebut berada di mesin ceklok. Setelah data tersebut diambil dan dicetak, ternyata, hasilnya ada beberapa guru yang absen dan hanya ceklok pagi tetapi tidak ceklok pulang.
Nah, ternyata ini menjadi masalah. Sebab pada Jumat (24/3) lalu, beberapa guru tersebut mendatangi Kasman di dalam ruangannya. “Saya tidak bisa berkata apa-apa terkait adanya mosi tidak percaya ini. Kalau bisa harapan saya ada mediasi untuk membicarakan hal ini dengan baik-baik,” harapnya.
Kasman menuturkan, setelah kejadian itu, ternyata ada beberapa guru yang mengelar rapat. Menurutnya, rapat itu untuk membahas persoalan dengan dirinya. Melihat hal ini, ia pun langsung masuk ke ruang rapat tersebut.
Begitu masuk ke ruang rapat, ternyata kehadiran Kasman tak diinginkan, karena ada salah seorang guru mengatakan bila dirinya masuk, maka guru tersebut lah yang akan keluar. Mendengar pernyataan tersebut, ia pun kembali ke ruangannya.
Tidak lama kemudian, datang lah Pengawas Pendidikan dari Provinsi Kaltim. Pengawas tersebut, ternyata ditarik untuk ikut bergabung dalam rapat itu. Setelah selesai, pengawas ini pun langsung ke ruangan kepala sekolah. Meski berada di dalam rapat itu, pengawas ini tidak memberitahukan hasil rapat tersebut.
Dia hanya mengatakan, hasil rapat tersebut, jumlah yang memberikan tanda tangan mosi tidak percaya kepada Kasman tidak sampai 40 persen guru di sekolah ini. “Dari pengakuan yang saya dengar, sebenarnya banyak juga guru yang tidak mau diminta tanda tangannya terkait mosi tidak percaya itu,” tuturnya.
Kasman pun membantah semua keburukan yang ditujukan padanya dalam mosi tersebut. Mulai dari tidak pernah mengayomi para guru, tidak pernah ramah dan transparan terhadap anggaran, serta tidak pernah memberikan contoh yang baik kepada para guru. “Tuduhan itu semua tidak benar, saya sama sekali tak pernah menelantarkan para guru selama ini,” tegas Kasman.
Persoalan tidak ramah, lanjut Kasman bisa ditanyakan kepada guru lainnya di sekolah tentang dirinya. Mengenai anggaran, Kasman juga tidak pernah merahasiakan dana yang masuk dari Pemkot Bontang maupun Provinsi Kaltim. Pasalnya, ia selalu memberitahukan dana yang diterima selama ini di dalam setiap rapat.
Sementara soal kehadiran yang mempermasalahkan dirinya tidak pernah ceklok, ia mengaku selalu melakukan ceklok. Tetapi ketika sedang dinas atau ke Bontang Lestari ia pasti tidak ceklok. Hal ini lah yang membuatnya kini tak pernah ceklok. Tetapi dirinya mengaku, di setiap jam kerja meskipun tak ceklok, ia tidak pernah kemana–mana dan hanya berada di sekolah, kecuali dinas dan ke Bontang Lestari.
Bahkan, ia selalu hadir tepat waktu pada saat jam kerja, seperti pukul 07.15 Wita. Malahan, bila semua guru sudah pulang pada pukul 14.00 Wita, dirinya biasa pulang hingga pukul 16.00 Wita untuk menuntaskan pekerjaannya. “Sebenarnya saya orangnya terbuka, bila memang ada yang mau ditanyakan pasti saya jawab,” tukasnya. (ver)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini:
Discussion about this post