BONTANG – Bosan terus dijanji akan diberangkatkan, calon jamaah haji mengancam melaporkan PT Hidayah Hasyid Oetama (H2O) ke Polres Bontang. Mereka menuntut ada kejelasan terkait nasib mereka.
Sebagai langkah awal, calon jamaah meminta dimediasi oleh Kementerian Agama (Kemenag) Bontang, Kamis (7/12). “Kami undang semua. Baik pengurusnya maupun jemaah yang dirugikan. Termasuk dari Polres, karena sudah ada yang melaporkan kejadian ini ke kepolisian,” terang Kasi Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Ali Mustofa.
Ali berharap, di pertemuan tersebut semua pihak yang diundang bisa hadir. Sehingga bisa menghasilkan solusi terbaik dan tidak ada lagi pihak yang dirugikan. Jika tidak, pihaknya akan menyerahkan sepenuhnya langkah yang ditempuh kepada jemaah.
“Kami sifatnya memfasilitasi kedua belah pihak. Namun apabila terpaksa jemaah harus menempuh jalur hukum, kami juga siap mendampingi,” terangnya.
Dia menerangkan, jamaah menginginkan agar jika memang tidak jadi diberangkatkan, rupiah yang sudah disetor dapat dikembalikan PT H2O.
Oktober 2016 lalu, sebenarnya sudah dilakukan mediasi. Namun tidak ada hasil yang jelas. Saat itu, calon jamaah masih berharap bisa diberangkatkan.
Diketahui, calon jamaah haji asal Bontang diduga tertipu sebuah agen travel, H2O. Jumlah korban sekitar 50 orang. Bahkan, salah seorang korban, Maulana rugi hingga ratusan juta rupiah. Duit tersebut telah disetornya pada 2012 lalu dan dijanjikan berangkat pada 1 September lalu. Tapi sayang, hingga sekarang tak ada tanda-tanda berangkat. Bahkan ada yang menunggu sejak 2014.
Modus yang dilakukan dengan cara membuat promo. Di mana calon haji ONH Plus yang ingin ke Tanah Suci menyetor Rp 55-Rp 60 juta. Atau setengah dari biaya yang semestinya dibayarkan. (bbg/edw)
Simak berita menarik bontangpost.id lainnya di Google News
Ikuti berita-berita terkini dari bontangpost.id dengan mengetuk suka di halaman Facebook kami berikut ini: