BONTANGPOST.ID, Bontang – Gemerlap budaya Erau Pelas Benua 2025 mencapai puncaknya pada Minggu (23/11/2025). Berlangsung di Kampong Rumah Adat Guntung, ribuan warga memadati area penutupan untuk menyaksikan akhir rangkaian tradisi yang digelar sejak 16 November.
Prosesi penutupan dibuka dengan tari selamat datang menyambut Wali Kota Bontang, Neni Moerniaeni, bersama rombongan pejabat dan tamu kehormatan. Suasana menjadi semakin sakral saat panitia memberikan penghormatan kepada tokoh adat dan pejabat, termasuk kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura Raden Gamal, VP Keamanan Pupuk Kaltim Imade Giri, jajaran Forkopimda, Pj Sekkot Bontang Akhmad Suharto, kepala OPD, serta tokoh masyarakat Guntung.
Dalam sambutannya, Neni menyampaikan rasa bangga atas terselenggaranya festival budaya terbesar di Bontang tersebut. “Erau Pelas Benua bukan sekadar seremoni budaya. Ini adalah identitas kita dan kebanggaan masyarakat Bontang. Pemerintah akan terus menjaga, mengembangkan, dan memastikan tradisi ini menjadi warisan bagi generasi mendatang,” ujarnya.
Pemkot Bontang juga memberikan ruang besar bagi UMKM lokal untuk bertumbuh melalui agenda budaya seperti Erau Pelas Benua. Neni menyebut kegiatan ini tidak hanya melestarikan tradisi, tetapi juga membuka peluang ekonomi bagi pelaku usaha kecil.
Selain itu, kampanye GESIT (Gerakan Sampahku Tanggung Jawabku) kembali digaungkan untuk meningkatkan kesadaran warga menjaga kebersihan lingkungan. Penonton turut disuguhkan penampilan tari kreasi siswa SMP Negeri 9 Bontang yang mengangkat tema perjuangan korban kejahatan, dan mendapat apresiasi luas.
Di hadapan masyarakat Guntung, Neni juga mengumumkan rencana strategis tahun depan, termasuk pengalokasian anggaran Rp7 miliar pada 2026 untuk pembangunan jalan tembus Guntung sebagai upaya mempercepat akses kawasan budaya dan wisata.
“Mari bersama menjaga fasilitas publik, merawat sungai, dan menjaga kawasan budaya Guntung agar tetap menjadi destinasi unggulan Kota Bontang,” pesan Neni.
Apresiasi khusus turut ia sampaikan kepada PT Pupuk Kaltim yang konsisten mendukung kegiatan budaya di Kota Taman, serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan yang terlibat penuh dalam penyelenggaraan festival.
Sebagai penutup, tradisi Belimbur menjadi simbol pembersihan diri dan harapan agar budaya Erau tetap hidup di tengah masyarakat. (*)







